Jaga Sumber Mata Air, Komuniti Forestri Reborn Tanam 700 Bibit Pohon di Hutan Trajumas Pekalongan

Jaga Sumber Mata Air, Komuniti Forestri Reborn Tanam 700 Bibit Pohon di Hutan Trajumas Pekalongan
HIJAUKAN KAWASAN MATA AIR: Komuniti Forestri Reborn bersama Anggota Komisi B DPRD Jateng, Harun Abdul Khafizh, CDK Wilayah 4, dan pegiat lingkungan hijaukan kawasan mata air di Desa Trajumas, Kandangserang. Foto: Hadi Waluyo.
0 Komentar

RADARPEKALONGAN.ID, KANDANGSERANG – Upaya penyelamatan ekosistem hulu terus digalakkan di wilayah pegunungan Kabupaten Pekalongan. Komuniti Forestri Reborn (KF Reborn) bersama lintas komunitas lingkungan melakukan aksi penghijauan dengan menanam 700 bibit pohon di sekitar sumber mata air Desa Trajumas, Kecamatan Kandangserang, Sabtu (20/12/2025).

Aksi ini berangkat dari keprihatinan atas menurunnya debit air di beberapa sumber mata air di kawasan hutan Kandangserang. Sebanyak 700 bibit tanaman, baik jenis konservasi seperti Ficus elastica (karet kebo), pule, dan beringin, maupun bibit produktif seperti durian dan matoa, ditanam untuk memperkuat resapan air.

Ketua KF Reborn, Imam Setiyo, menegaskan bahwa kolaborasi ini menjadi tonggak lahirnya kembali semangat Komuniti Forestri dalam menjaga kelestarian hutan dan memberdayakan masyarakat sekitar.

Baca Juga:Inggit Soraya Dinobatkan Jadi Bunda PAUD Terbaik se-Jawa Tengah, Borong 7 Penghargaan Sekaligus!Bupati Fadia Arafiq, Peringatan Hari Ibu Ke-97 di Pekalongan Jangan Sekadar Seremoni, Harus Jadi Aksi Nyata

“Tim KF Reborn berkolaborasi dengan para pihak agar kawasan mata air tetap lestari dan terjaga. Kami ingin meningkatkan rasa kepedulian terhadap kelestarian hutan dan isu-isu lingkungan,” kata Imam Setiyo di sela kegiatan.

Aksi ini mendapat dukungan penuh dari Anggota Komisi B DPRD Provinsi Jawa Tengah, Harun Abdul Khafizh. Sebagai bagian dari Lintas Komunitas Penjaga Mata Air, Harun menilai penanaman tanaman berakar kuat di wilayah hulu sangat krusial untuk mencegah matinya sumber-sumber air yang menjadi urat nadi kehidupan masyarakat bawah.

“Alhamdulillah, hari ini kita bisa hadir menanam tanaman konservasi dan pembagian bibit produktif. Tanaman seperti Ficus diharapkan mampu menguatkan perakaran di wilayah sumber mata air agar tetap lestari,” ujar Harun.

Kepala Desa Trajumas, Kosim, menyambut baik inisiatif tersebut mengingat kondisi tanah di wilayahnya yang tergolong labil dan rawan longsor. Ia menjelaskan bahwa air dari Trajumas tidak hanya dinikmati warga desa setempat, tetapi juga dialirkan ke desa-desa tetangga seperti Desa Bodas, Gunung Langu, hingga Gembong untuk kebutuhan irigasi dan air minum.

“Saya merasa senang sekali dan sangat mendukung kegiatan penanaman pohon seperti ini. Pesan saya kepada masyarakat, apa yang sudah ditanam mohon dijaga bersama-sama,” ungkap Kosim.

Kegiatan yang melibatkan berbagai elemen seperti Squad Nusantara, WCD, hingga Sispala SMAN 1 Kajen ini diakhiri dengan sarasehan. Melalui diskusi tersebut, para pegiat lingkungan berharap kesadaran kolektif untuk menjaga wilayah hulu dapat terus terjaga demi ketersediaan air bersih di masa depan. (had)

0 Komentar