RADARPEKALONGAN.ID, KOTA PEKALONGAN – Dinas Pendidikan Kota Pekalongan mengambil langkah progresif dalam menekan angka pengangguran dari kalangan remaja putus sekolah. Melalui optimalisasi Program Kecakapan Kerja (PKK) dan Program Kecakapan Wirausaha (PKW), pemerintah setempat berupaya memberikan “jalan kedua” bagi anak-anak yang tidak menempuh jalur pendidikan formal.
Kepala Bidang PAUD dan PNF Dinas Pendidikan Kota Pekalongan, Sherly Imanda Hidayah, menjelaskan bahwa dua program ini memiliki fokus yang berbeda namun saling melengkapi. PKK difokuskan untuk penyaluran tenaga kerja siap pakai, sementara PKW dirancang untuk mencetak wirausahawan baru atau startup lokal.
“Kegiatan ini sangat luar biasa. Setiap tahun kami menyelenggarakan PKK untuk menyalurkan anak-anak ke dunia kerja, dan PKW untuk menumbuhkan jiwa kewirausahaan agar mereka mampu menciptakan usaha baru,” ujar Sherly, Selasa (23/12/2025).
Baca Juga:Meriahkan HAB ke-80 Kemenag, Bupati Kendal Lepas Ribuan Peserta Jalan Sehat Kerukunan di KendalWisata Literasi Jadi Tren Liburan di Pekalongan, Pusda Diserbu Pengunjung, Intip Fasilitas Unggulannya!
Pada tahun 2025, sebanyak 75 anak putus sekolah di Pekalongan telah tuntas mendapatkan pelatihan di berbagai Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP). Beberapa di antaranya adalah LKP Nisfisano dan LKP An Nur untuk bidang tata busana/menjahit, serta LKP Inasaba untuk bidang digital marketing.
Fokus Kemandirian: Menjahit hingga Digital MarketingSalah satu mitra strategis, LKP Nisfisano, sukses melatih 20 peserta dalam program PKW Tata Busana. Selama 250 jam pembelajaran, para peserta tidak hanya diajarkan teknik menjahit, tetapi juga dibekali wawasan pemasaran digital dan akses permodalan melalui kerja sama dengan Bank Jateng dan IWIMA.
Pengelola LKP Nisfisano, Nakiroh, menegaskan bahwa target utama dari pelatihan ini adalah kemandirian ekonomi. Peserta didorong untuk membuka jasa menjahit sendiri atau bermitra dengan UMKM batik lokal.
“Materi pelatihan kami tekankan pada kewirausahaan. Kami dorong peserta agar benar-benar siap mandiri, bahkan setelah program selesai mereka tetap kami pantau perkembangannya,” tutur Nakiroh.
Pemerintah Kota Pekalongan berharap inisiatif ini dapat meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Dengan membekali anak putus sekolah dengan keterampilan teknis dan mentalitas bisnis, pemerintah optimis mereka dapat berkontribusi membuka lapangan kerja baru di lingkungannya masing-masing.
“Harapannya, anak-anak putus sekolah memiliki bekal keterampilan dan kemandirian ekonomi sehingga dapat meningkatkan taraf hidup menuju Kota Pekalongan yang lebih sejahtera,” pungkas Sherly. (nul)
