RADARPEKALONGAN.ID – Anak-anak yang melihat langsung Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) mungkin akan mengalami berbagai macam kesulitan. KDRT sendiri banyak jenisnya mulai dari pertengkaran, teriakan, pengendalian prilaku, intimidasi hingga ancaman pembunuhan, ancaman menggunakan senjata atau hingga cidera serius.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit telah melaporkan bahwa di rumah yang mengalami KDRT maka 45-60 persen juga terjadi pelecahan anak secara bersamaan. Bahkan meskipun mereka tidak diserang secara fisik namun 68 – 80 persen anak-anak melihat langsung KDRT.
Efek KDRT pada anak-anak mungkin akan terlihat dalam waktu yang singkat, namun kerusakan lain akan terlihat dalam jangka panjang.
Dampak Anak melihat KDRT yang terjadi
Baca Juga:Segera Cek, Jadwal Seleksi Beasiswa LPDP Masuk ITB Akan DipercepatUniversitas Pertahanan Buka Beasiswa S1 2023, Simak Ketentuannya !
Merangkum dari Verywell Mind mengungkapkan deretan efek negatif pada anak yang melihat KDRT secara langsung :
- Kecemasan
Anak-anak akan cenderung merasa gelisah, anak-anak akan merasa hidup dengan napas tertahan akibat serangan fisik atau verbal yang mungkin terjadi di rumah mereka.Hal inipun bisa menjadi kecemasan secara terus menerus.
Bagi anak-anak pra sekolah yang menyaksikan KDRT, mereka bisa kembali ke kebiasaan anak-anak seperti menghisap jempol, mengompol, sering menangis dan sebagainya.
- Gangguan PTSD
PTSD atau post traumatic stress disorder, merupakan gangguan stres pascatrauma yang biasanya muncul setelah seseorang mengalami insiden traumatis atau tidak menyenangkan. Hal ini juga bisa dirasakan anak-anak ketika mereka menyaksikan KDRT.
Meski terhindar dari kekerasan fisik, namun trauma dari KDRT bisa menyebabkan perubahan yang berbahaya pada otak anak. Kerusakan ini bisa menyebabkan sulit tidur, suka mimpi buruk, cepat marah, sulit berkonsentrasi dan lain sebagainya.
- Tantangan fisik
Ketegangan kesehatan mental adalah akibat umum dari menyaksikan pelecehan orang tua. Namun, konsekuensi ini terkadang terlihat dalam kesejahteraan fisik mereka.
Pada anak-anak usia sekolah, mereka bisa melaporkan sakit kepala atau sakit perut yang dapat ditelusuri hingga ke situasi tegang di rumah. Namun bagi bayi ada resiko yang lebih tinggi mengalami cidera fisik setelah terus menerus dianiaya oleh orang tuanya.
Baca Juga:Segera Daftar, Beasiswa Merdeka Pendidikan Kitabisa 2023 Ditutup Hari IniJangan Khawatir !! Siswa Gap Year Bisa Daftar KIP Kuliah, Simak Ketentuannya
- Prilaku agresif
Saat usia remaja dan menyaksikan KDRT, mereka cenderung akan bereaksi terhadap hal tersebut dengan misalnya bolos sekolah, berkelahi hingga terlibat aktivitas seksual yang merugikan.