5 Fakta Lato-Lato, Mainan Jadul yang Kembali Viral

5 Fakta Lato-Lato, Mainan Jadul yang Kembali Viral
Mainan lato-lato saat ini viral di Kabupaten Pekalongan. (Hadi Waluyo)
0 Komentar

KAJEN,Radarpekalongan.id – Permainan lato-lato belakangan marak di Kabupaten Pekalongan. Anak-anak banyak memainkan permainan ini saat libur sekolah. Pedagang lato-lato juga banyak dijumpai berjejer di sekitar pasar tradisional dan di toko mainan.

Di Pasar Karanganyar Kabupaten Pekalongan, mainan lato-lato dijual Rp 10 ribu. Banyak anak-anak yang menangis minta dibelikan mainan ini. “Anak saya dua nangis minta mainan lato-lato, karena banyak teman-teman di perumahan yang memainkannya,” tutur Dewi (37), warga Perum Pesona Griya Karanganyar, Kamis (29/12/2022).

Lato-lato sendiri merupakan permainan dua benda bulat yang terbuat dari plastik tebal yang diikat dengan tali dan kemudian disatukan. Cara mainnya pun cukup dengan menggerak-gerakkan tangan ke atas dan ke bawah hingga berbunyi tekketekketek.

Baca Juga:Baru 3 Hari Selesai, Aspal Jalan Bumirasa – Panumbangan RusakPerokok di Kabupaten Pekalongan Siap-siap Ya, Merokok Dalam Gedung Bakal Didenda Rp 1,5 Juta

Meski mainan ini kembali viral, ternyata banyak masyarakat yang belum tahu tentang fakta lato-lato. Adapun berikut ini, beberapa fakta lato-lato yang perlu kamu ketahui, di antaranya;

  1. Bukan mainan asli Indonesia

Meski terkesan tradisional dan sudah populer di Indonesia sejak tahun 1990-an, lato-lato bukanlah mainan asli masyarakat lokal. Lato-lato merupakan permainan anak-anak yang sudah populer di tahun 1960-an di Amerika Serikat. Di negara Paman Sam tersebut, lato-lato disebut sebagai clackers.

  1. Istilah lato-lato dari Bahasa Bugis

Masyarakat Indonesia banyak yang menyebut permainan ini dengan lato-lato. Lato-lato sendiri berasal dari Bahasa Bugis, Makasar, yang berarti kakek-kakek.

  1. Penyebutan di setiap daerah berbeda-beda

Di Amerika Serikat, lato-lato disebut dengan clackers. Warga Jawa Barat kerap menyebutnya nok-nok. Ada juga yang menyebutnya dengan etek-etek, tek-tek, katto-katto, dan toki-toki.

  1. Bahan pembuatan lato-lato

Lato-lato dulu terbuat dari kaca, sehingga sempat dilarang memainkannya karena dianggap sangat berbahaya. Namun, kini lato-lato terbuat dari bahan plastik khusus yang tebal.

Meski terbuat dari plastik, tetapi bentuknya yang bulat dan keras kerap tetap dianggap membahayakan, khususnya bagi para pemula. Untuk tali pengikat, umumnya menggunakan benang nilon.

  1. Semakin keras benturannya, semakin nyaring dan seru

Cara memainkan lato-lato pada dasarnya cukup mudah, yakni cukup dengan menggerak-gerakkan tangan hingga kedua bola lato saling berbenturan. Hal ini pun dilakukan secara konsisten.

0 Komentar