54 Balita di Pesisir Pekalongan Derita Stunting, Hidup di Daerah Langganan Banjir

stunting
Ketua Persit Cabang XX Pekalongan Ny Amy Rizky Aditya menyuapi anak stunting. (Hadi Waluyo)
0 Komentar

“Apa yang disampaikan ibu Dandim juga betul ini berdampak pada masa depan anak-anak kita,” tandasnya.

PMI Kabupaten Pekalongan siap berkolaborasi dengan Kodim 0710 Pekalongan untuk menekan angka balita kerdil di Kabupaten Pekalongan. Bahkan jika bisa mewujudkan zero stunting di Pekalongan.

Disinggung faktor yang memengaruhinya, Bambang menyebutkan banyak faktornya. Pertama, kata dia, bisa karena anak kekurangan gizi. Kedua, akibat perilaku hidup bersih dan sehat, termasuk di dalamnya adalah lingkungan.

Baca Juga:3 Titik Tanah Longsor di Petungkriyono, 2 Ekor Kambing Mati1 Pemancing Tewas Tenggelam Terseret Arus Sungai Kali Paingan di Blok Curug Sanggar Simendem

“Jadi isu ini tidak serta merta hanya dari satu penyebab saja karena kekurangan gizi, tapi dari berbagai multi faktor bisa menyebabkan stunting. Daerah rawan banjir juga rawan. Di situ kapasitas lingkungan jelek, sanitasi jelek, ini memengaruhi juga,” ungkapnya.

Kasus Stunting di Kabupaten Pekalongan

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pekalongan Setiawan Dwiantoro, menambahkan, menurut data dari Studi Status Gizi Indonesia (SSGI), data stunting di Kabupaten Pekalongan tahun 2021 ada 19,5 persen, dan naik menjadi 23,5 persen di tahun 2022.

Sedangkan berdasarkan data aplikasi Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM), pada tahun 2021 ada 13,48 persen, dan di tahun 2022 ada 11,04 persen.

Kasus ini di Kabupaten Pekalongan hingga Agustus 2022 ada 747 kasus atau 11,04%. Untuk mengatasinya harus dikeroyok oleh semua pihak.

Puluhan anak di pesisir Pekalongan alami stunting (Hadi Waluyo)

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pekalongan Setiawan Dwiantoro, menyatakan, prevalensi stunting ada pergeseran. Wilayah perkotaan seperti Kedungwuni, Karangdadap, dan Talun cukup tinggi. Keluarga yang berpotensi ada stunting juga bergeser ke perkotaan. Salah satunya Kota Kajen cukup banyak.

Dikatakan, penyebab anak terhambat pertumbuhannya banyak faktornya. Di antaranya perilaku hidup bersih dan sehat, salah pola asuh, pernikahan dini hingga faktor ekonomi. Di era sekarang, faktor kemiskinan bukan penyebab utama stunting. Meskipun kemiskinan bisa memicunya.

“Banyak kasus ini bukan dari keluarga miskin. Mungkin karena orang tuanya sibuk bekerja sehingga anaknya dititipkan. Sehingga salah pola asuhnya,” kata dia.

Baca Juga:6 Fakta Macan Kumbang Liar, Spesies yang Ditemukan di Warung Makan di Mesoyi PekalonganWarga Temukan Macan Kumbang di Dapur Warung Makan di Mesoyi Talun, Kondisinya Kritis

Dikatakan, Dinas Kesehatan secara spesifik berupaya menekan kasus ini dengan memperhatikan kesehatan bayi selama di kandungan hingga dilahirkan, dan penanganan infeksi yang berurutan.

0 Komentar