6 Teori Cinta Menurut Psikologi, Sudahkah Kamu Tahu?

6 teori cinta
6 teori cinta. (Sumber: freepik.com)
0 Komentar

6 Gaya Mencintai Lee

Lee kemudian mengusulkan teori cinta lanjutan bahwa seperti halnya warna primer dapat digabungkan untuk menciptakan warna lain, tiga gaya cinta primer juga dapat digabungkan untuk menciptakan gaya cinta sekunder. Jadi, pada tahun 1977, Lee memperluas daftar gaya cinta.

Tiga gaya cinta sekunder yang baru adalah:

  • Mania: Kombinasi Eros dan Ludus, melambangkan cinta obsesif
  • Pragma: Kombinasi Ludus dan Storge, mewakili cinta yang realistis dan praktis
  • Agape: Kombinasi Eros dan Storge, mewakili cinta tanpa pamrih

Teori Cinta Segitiga

Pada tahun 1986, psikolog Robert Sternberg mengusulkan teori cinta segitiga. Berdasarkan teori ini, cinta memiliki tiga komponen:

Baca Juga:Compassionate dan Passionate Love: Ketahui Hubunganmu Berdasar pada Kasih Sayang atau GairahWaspada Hubungan yang Bermasalah dan 2 Cara Jitu Menjaganya Tetap Sehat

  • Keintiman
  • Gairah
  • Komitmen

Kombinasi berbeda dari ketiga komponen ini menghasilkan jenis cinta yang berbeda. Misalnya, menggabungkan keintiman dan komitmen menghasilkan cinta yang welas asih, sementara menggabungkan hasrat dan keintiman menghasilkan cinta romantis.

Menurut teori cinta segitiga Sternberg, hubungan yang dibangun di atas dua atau lebih elemen lebih tahan lama daripada yang didasarkan pada satu komponen. Sternberg menggunakan istilah cinta yang sempurna untuk menggambarkan kombinasi keintiman, gairah, dan komitmen. Meskipun jenis cinta ini adalah yang paling kuat dan bertahan lama, Sternberg berpendapat bahwa jenis cinta ini juga jarang terjadi.

Teori Keterikatan Cinta

Pada tahun 1987, Cindy Hazan dan Phillip Shaver, dua peneliti dari University of Denver, berteori bahwa cinta romantis adalah proses biososial yang mirip dengan bagaimana anak-anak membentuk keterikatan dengan orang tua mereka. Teori cinta mereka meniru teori keterikatan psikolog John Bowlby.

Menurut teori keterikatan cinta Hazan dan Shaver, gaya keterikatan seseorang sebagian dibentuk oleh hubungan yang mereka miliki dengan orang tua mereka di masa kecil. Gaya dasar yang sama ini kemudian berlanjut hingga dewasa, di mana itu menjadi bagian dari hubungan romantis mereka.

Tiga gaya keterikatan orang dewasa adalah:

  • Cemas/ambivalen: Orang dengan gaya ini sering khawatir pasangannya tidak mencintai mereka. Terkadang mereka sangat ingin bersama pasangannya sehingga membuat orang lain takut.
  • Penghindar: Seseorang dengan gaya ini merasa tidak nyaman untuk dekat dengan orang lain. Mereka juga biasanya mengalami kesulitan dalam mengembangkan kepercayaan.
  • Aman: Seperti namanya, gaya keterikatan aman melibatkan rasa aman dalam hubungan. Seseorang yang aman memiliki sangat sedikit kekhawatiran akan pengabaian atau ketakutan akan orang lain yang terlalu dekat.
0 Komentar