Ada Air Asin di Pegunungan Petungkriyono

Ada Air Asin di Pegunungan Petungkriyono
Camat Petungkriyono Hadi Surono saat berada di sumber air asin di Dukuh Sitipis, Desa Kayupuring Kecamatan Petungkriyono Kabupaten Pekalongan. (Hadi Waluyo)
0 Komentar

KAJEN,Radarpekalongan.id – Air laut berasa asin, itu lumrah. Air asin di pegunungan. Itu baru aneh. Ya air asin ini berada di daerah pegunungan Petungkriyono, tepatnya di Dukuh Sipitis Desa Kayupuring Kabupaten Pekalongan.

Sumber air asin di pegunungan ini bahkan dulunya ada tiga rasa. Maka dulu dikenal dengan air tiga rasa. Yakni tawar, asin, dan asam. Namun sumber air asam sudah tertutup longsor.

Camat Petungkriyono, Hadi Surono, kemarin, mengatakan, sumber air asin di pegunungan di Dukuh Sipitis merupakan potensi alam yang luar biasa. “Air asin lumrahnya di laut tapi ini air asin di atas pegunungan,” tutur Camat Petungkriyono, Hadi Surono.

Baca Juga:Sambangi Rumah Dwi Kistanti, Pasangan DPRD Kabupaten Pekalongan Ini Bayar Tunggakan Sekolah Tiara Hingga LulusJelang Natal 2022, Kodim 0710 Pekalongan dan Polres Pekalongan Bersinergi Patroli Malam

Bahkan dulu airnya dimanfaatkan oleh warga di daerah itu untuk bumbu masak. Seiring waktu berjalan, lokasi itu kian tertutup dan dirahasiakan warga sekitar. Tidak terlalu diekspose ke luar.

“Warga menjaga potensi itu. Dan mungkin ya dulu itu tinggalan dianggap punya leluhur yang harus dijaga. Jika dibuka untuk wisata pun saya pesan jangan pernah diapa-apakan. Jangan dipoles yang tidak-tidak,” kata dia.

Disebutkan, di sekitar lokasi air asin itu juga ada curug (air terjun) yang alami. Di Dukuh Sipitis sendiri ada potensi budidaya lebah madu dan gula aren.“Jika alamnya terganggu, lebahnya juga bisa terganggu. Berkaitan itu. Saya minta jika ada yang ingin lihat ya dilihat saja. Jangan diapa-apakan,” tandas dia.

Hadi secara langsung sudah merasakan air asin di pegunungan itu. Rasanya memang asin. “Saya tanya warga dulu pun digunakan untuk bumbu masak. Dulu seperti jimpitan. Warga ambil satu bumbung misalnya lalu ninggalin beras berapa. Hasilnya nanti untuk warga sekitar juga,” kata dia.

“Saya ke sana bukan untuk mengekspose. Ndak. Saya hanya ingin menunjukkan di Petung itu ada potensi yang luar biasa disamping air terjunnya, alamnya indah, pertanian yang subur, juga ada keajaiban air asin yang harusnya di laut tapi ini ada di pegunungan,” lanjut dia.

0 Komentar