Anak-Anak Pengungsi Banjir di Kota Pekalongan Kembali Riang Gembira Gara-gara Ini

Polwan Polres Pekalongan Kota beri trauma healing untuk anak-anak pengungsi banjir di Aula Kantor Kecamatan Pekalongan Barat, Selasa (3/1/2023).
Polwan Polres Pekalongan Kota beri trauma healing untuk anak-anak pengungsi banjir di Aula Kantor Kecamatan Pekalongan Barat, Selasa (3/1/2023). (Radarpekalongan.id/dinkominfo)
0 Komentar

PEKALONGAN, Radarpekalongan.id – Suasana berbeda terlihat di posko pengungsian untuk korban banjir di Aula Kantor Kecamatan Pekalongan Barat, Kota Pekalongan pada Selasa (3/1/2023) pagi.

Puluhan anak yang ikut mengungsi bersama orangtuanya di tempat ini nampak begitu riang gembira dan bersemangat.

Keceriaan itu muncul, setelah beberapa orang anggota Polisi Wanita (Polwan) dari Polres Pekalongan Kota datang ke lokasi.

Baca Juga:Warga Bergotong Royong Selesaikan Tanggul Darurat di Sungai Meduri sampai Sore HariBrimob Dirikan Dapur Lapangan, Bantu Suplai Makanan untuk Korban Banjir yang Tidak Mengungsi

Begitu tiba di lokasi pengungsian, ibu-ibu Polwan yang dipimpin Wakapolres Pekalongan Kota Kompol Pariastutik itu, bersama Tagana, langsung mengajak anak-anak untuk bermain dan bernyanyi bersama.

Selain menghibur, para personel kepolisian ini juga memberikan edukasi dan pembelajaran sembari bermain. Tak hanya itu, di sela-sela kegiatan, mereka membagi-bagikan beragam snack, susu, camilan, biskuit, dan permen ke anak-anak.

Wakapolres Kompol Pariastutik mengatakan, kedatangannya bersama beberapa Polwan tersebut adalah dalam rangka memberikan ‘trauma healing‘ untuk anak-anak yang mengungsi karena banjir merendam rumah mereka.

Trauma healing diberikan untuk memulihkan kondisi psikologis anak-anak yang mengungsi karena rumah mereka kebanjiran sejak beberapa hari lalu.

Kegiatan itu sekaligus bentuk empati dan kepedulian anggota Polri untuk warga terdampak banjir.

“Kita merasa empati dan sengaja datang ke pengungsian untuk melaksanakan trauma healing yang bertujuan untuk menghibur para korban banjir di pengungsian khususnya anak-anak,” kata Pariastutik.

Pihaknya sangat memahami bahwa musibah banjir ini menyebabkan kondisi psikologis warga terdampak, khususnya anak-anak, sedikit banyak terpengaruh. Sebab, mereka terpaksa harus mengungsi di lokasi pengungsian, yang mana kondisinya tentu jauh berbeda dengan lingkungan maupun tempat tinggal mereka sehari-hari.

Baca Juga:Mbah Surip di Pengungsian: Dua Cucu Kembar Saya Butuh SusuSyarat dan Cara Ikut Program Sertifikasi Halal Gratis 2023

Wakapolres menambahkan, pihaknya berencana akan menjadwalkan kegiatan serupa di posko-posko pengungsian lainnya.

“Harapan kami, untuk para korban banjir di pengungsian terutama anak-anak bisa selalu bergembira, semangat, dan jangan pernah mengeluh. Kebetulan di Polda Jateng kami memiliki program yaitu Polisi Hadir di tengah-tengah masyarakat yang membutuhkan baik suka maupun duka,” imbuhnya.

Data BPBD Kota Pekalongan, sampai Selasa (3/1/2023) pukul 12.00 jumlah warga terdampak banjir yang mengungsi mencapai 1.876 jiwa. Mereka tersebar di 25 titik pengungsian.

Salah satunya titik pengungsian adalah Aula Kantor Kecamatan Pekalongan Barat. Di sini, jumlah pengungsi mencapai 365 jiwa. Puluhan diantaranya adalah anak-anak.

0 Komentar