RADARPEKALONGAN.ID – Batik Oey Soe Tjoen merupakan salah satu batik tulis halus peranakan yang tertua di Indonesia.
Karena konsistensinya dalam menjaga kualitas pembuatan batiknya, hingga satu kain dibuat selama 3 tahun lamanya.
Serta mampu mempertahankan tradisi turun temurun yang diwariskan dari Orang tua Keluarga Oey Soe Tjoen hingga generasi ketiga sampai sekarang.
Batik Oey Soe Tjoen banyak diburu oleh para kolektor batik, tak heran mereka sanggup merogoh kocek berapapun untuk mendapatkan satu kain batik halusnya.
Meski hampir diambang kepunahan, namun karyanya masih dipesan banyak orang.

Gaya ornament batik tulis halus peranakan terbaik di Jawa
Dikutip dari You Tube “BBC NEWS” Tahun 2021. Yang berjudul “Batik Oey Soe Tjoen, batik peranakan ‘terbaik di Jawa’ yang terancam punah”
Penerus generasi ketiga Widhi Istiyanti dari Keluarga Oey Soe Tjoen. Perempuan yang jadi pengusaha batik ini, biasa dipanggi Ibu Widianti.
Meski batik tulis halus peranakan ini diambang kepunahan, namun beliau sangat getol mempertahankan kualitas batik yang diwariskan dari orang tua keluarga Oey Soe Tjoen.
Dari mulai teknik, alat, bahan terutama pada gaya ornamennya. Batik Oey Soe Tjoen awalnya mengadopsi gaya ornament dari China seperti burung hong, naga, liong, kilin, kelelawar dan teratai.
Warna warnanyapun cenderung family roses. Menggunakan warna khas China seperti merah, biru, kuning dan lainnya.

Namun, batik tulis halus peranakan ini juga mengadopsi gaya ornamennya dari motif yang popular seperti motif buketan.
Motif batik ini disarankan oleh pengusaha keturunan eropa seperti Van Zuylen. Motif dengan gambar bunga atau buket, dengan detail isen isen diisi dengan cecek yang sangat lembut.
Dengan goresan detail yang mengesankan adanya volume atau ruang pada kainnya.
Untuk latar belakangnya dibuat dengan warna tanahan dengan kombinasi warna bergaya keturunan eropa.