[CERBUNG] Sang Pemandu Lagu

[CERBUNG] Sang Pemandu Lagu
Ilustrasi karaoke dan pemandu lagu.
0 Komentar

Bagian 3

ADAPUN aku, minuman yang sama justru membuatku ingin terus bernyanyi sekeras-kerasnya. Sejak tadi aku ngerock total, lagu bernada tinggi kumasukkan ke dalam playlist. Dari Black Dog dan Imigrant Song -nya Led Zepellin, Child in Time dan Highway Star -nya Deep Purpel, Kau Pikir Kaulah Segalanya Edane, sampai tentu saja She’s Gone -nya Steelheart. Lagu-lagu yang biasanya harus kuturunkan chord -nya agar suaraku sampai, sekarang mampu kutaklukkan tanpa bantuan fitur-fitur yang ada di layar monitor. Sayangnya, alkohol hanya sukses memberi efek biologis, tetapi tidak dengan kesadaranku yang masih 95 persen, mungkin sih.

Baca Bagian 1: https://radarpekalongan.id/cerbung-sang-pemandu-lagu/

Baca Bagian 2: https://radarpekalongan.id/cerbung-sang-pemandu-lagu-2/

Benar saja, jam 02.05 dinihari, saat durasi karaoke berakhir, asam lambungku langsung mendesak-desak ke atas, menekan paru-paru dan jantung. Aku merasakan gejala klinis yang hampir dirasakan setiap selesai karaoke, rasa mual yang teramat, kepala sedikit berat karena terlalu banyak bir, lantas menumpahkan isi perut di toilet. Saat itulah aku baru menyadari, bahwa Santi sejak tadi memapahku hingga ke toilet, memijit-pijit tengkukku, hingga aku bisa muntah dengan maksimal.

Setelah itu, perut dan kepalaku sedikit lebih nyaman. Tetapi Santi tetap memaksa melingkarkan tanganku ke pundaknya. Anehnya lagi, dia seperti amat waras, tidak menunjukkan gejala mabuk seperti teman PL nya. “Wah, kamu tadi nggak minum ya San?” Dia hanya menjawabku dengan senyum manisnya, sambil tetap memapahku sampai ke parkiran. Saat aku sudah duduk di kursi kemudi, ia membuka pintu mobil sambil mengamatiku. “Mas masih kuat nyetir?”

Baca Juga:Dianggarkan Rp 5 M, Jalan Plelen-Kedawung dan Gringsing-Kebondalem Segera DibangunAktivitas Gunung Dieng Relatif Normal, Warga Diminta Tetap Jauhi Kawah Sileri

“Tunggu sebentar, aku ganti baju dulu. Biar aku yang bawa mobil, kamu kelelahan, Mas.” Sementara kawanku sudah tepar di shit belakang, aku mengiyakan permintaan Santi tanpa banyak berpikir. Entah lah, kalaupun mabuk, toh aku tidak parah-parah amat. Tetapi aku bisa memastikan Santi sama sekali tak mabuk. Aku sampai lupa, tadi selama di room dia ikut minum apa nggak ya. Maklum, aku terlalu asyik dengan diri sendiri.

0 Komentar