[CERBUNG] Sang Pemandu Lagu

[CERBUNG] Sang Pemandu Lagu
0 Komentar

Bagian 4Begitulah adegan percakapan perdana kami; aku dan Santi. Entah kenapa, meski awalnya sama-sama canggung, pada akhirnya aku menikmati. Dan di luar dugaanku, Santi ternyata cukup dewasa saat diajak ngobrol. Bagian di mana ia terbangun saat adzan shubuh dan menunaikan sholat, ini jadi kejutan yang parah. Ada perasaan campur aduk, antara kaget, senang, kagum dan lainnya, membayangkan bahwa ia adalah sang pemadu lagu.

Baca Bagian 2: https://radarpekalongan.id/cerbung-sang-pemandu-lagu-2/

Baca Bagian 3: https://radarpekalongan.id/cerbung-sang-pemandu-lagu-3/

Seusai sholat, Santi memulai percakapan. “Wah, tadi bacaannya surah al-insyirah. Surat favoritku itu Mas. Emang Mas Saman biasa baca itu atau gimana?”

“Ya seneng saja sama suratnya, maksudku maknanya. Ya kalau lagi galau apa ada masalah, pasti aku baca surat ini. Ya nggak ngefek-ngefek amat sih ke masalahku, tapi paling nggak ada rasa tenang dikit.” Semakin tak jelas, pemandu lagu kok tahu surat Al-Insyirah pula.

Baca Juga:Pemkab Batang Siap Bangun Hotel hingga Perkantoran di PKK KIT BatangHadapi Potensi Bencana, Bupati Dico Pesankan 3 Hal Ini

Obrolan pun berlanjut. Mengobrolkan banyak hal, dan tahu-tahu sudah jam 6 pagi. Santi pun pamit pulang ke mess, tapi aku kembali memaksa untuk megantarkannya. “Tapi turunnya jangan depan mess ya Mas. Nanti jadi gosip, nggak enak sama Mas.”

“Loh, kenapa emang. Santai aja keles, aku mah cuek orangnya.” Tentu saja jawaban ini hanya lipsing belaka. Semut pun tahu kalau aku adalah pemilik zodiak Pisces. Lembut, sensitif, perasa, empatik, dan segala yang baik-baik, hehehe. Gimana nggak empatik coba, kalau mau pipis terus ada semut di lantai kamar mandi aja, pasti semutnya aku singkirkan dulu. Kasihan kan kalau dia mati karena tsunami urine?

Setelah mampir membeli beberapa bungkus sarapan, mobilku akhirnya sampai di tempat tujuan. Tepatnya sekitar 100 meter sebelum lokasi messnya. “Makasih ya Mas, sudah mau nganterin, beliin sarapan segala.”

“Kalem San, take it easy. Makasih juga sudah mau ngobrol. See you tonight..”

“Loh, kok tonight, baru juga semalem ngeroom, kepalamu kan juga masih pening Mas. Besok-besok lagi aja ya, pas malem Minggu, kaya semalem.”

0 Komentar