[CERPEN] SINGKAT

[CERPEN] SINGKAT
Sumber foto: https://cdn-image.hipwee.com/
0 Komentar

Oleh: Khadlorotul Khaq

Waktu ternyata berlalu begitu cepat. Satu tahun yang singkat, namun kenangan itu tak ingin pergi dari kepalaku. Sekarang aku kian mengerti bahwa tak seharusnya aku merindukanmu, sudah tak seharusnya aku menanyakan kembali kabarmu. Itu semua hanya meletakkan harapan-harapan yang berbunga tidak pada waktunya.

Seorang laki-laki yang sekarang duduk di sampingku, memandang pantai yang gelombangnya tenang, yang suaranya mengisi keterdiaman diantara kita. Aku melihat wajahnya dari samping. Banyak hal yang berubah ternyata.

“Setelah hubungan kita selesai, apa kamu pernah melihatku dengan tak sengaja?” Tanyaku di sela keterdiaman.

Baca Juga:Stok Atlet Minim, IKASI Kendal Gelar Kejuaraan Anggar Bupati Cup 2022Meriahnya Kendal Night Carnival 2022, Bupati dan Istri Naik Kereta Kencana

“Iya. Aku pernah melihatmu dan kamu tidak tahu keberadaanku.” Jawabnya dengan tenang.

“Kamu tidak tahu bahwa ada mata yang memandangmu dari kejauhan.” Lanjut dia dengan tatapannya yang lekat pada sepasang sepatu putih.

Saat mendengar jawabannya, aku sangat ingin menyangkal. Bahwa mataku pun mencari sosok dia yang sudah lama pergi. Ingin ku beritahu bahwa setiap kali pergi ke suatu tempat, aku selalu mencari sosoknya, mataku menelisik berharap netra kita bertemu tanpa sengaja. Namun sialnya, bertahun-tahun mataku tak pernah menemukannya.

“Aku sudah menemukan perempuan yang kucintai sekarang.” Ucapnya dengan melihatku.

Aku tersenyum memandang ke depan. Menahan hal yang tak perlu kutunjukkan di depannya. Aku tahu bahwa kita akan berjalan di masing-masing jalan yang arahnya telah ditentukan oleh Sang Pencipta.

“Oh ya? Aku turut bahagia.” Jika hati bisa terlihat, mungkin dia akan tahu bagaimana keadaan hatiku dan rasaku sekarang. Aku hanya bisa berpura-pura baik saja di depanya, aku hanya bisa berusaha menahan tangis.

“Bagaimana denganmu?” Tanyanya dengan menatapku lekat.

Aku menatap balik matanya, lalu tertawa ringan, “Bagaimana apanya?”

“Apa kamu juga sudah menemukan laki-laki yang kamu cari?” Tegasnya.

“Aku tidak pernah mencari. Yang kucari telah pergi dan sekarang tidak bisa kumiliki.” Jawabku sekenanya.

“Bagaimana dengan perempuanmu? Apa kamu akan segera meminangnya?” Tanyaku dengan antusias. Aku tidak ingin membuat dia merasakan getaran kesedihan yang kurasakan.

Baca Juga:Banyak yang Tersandung Korupsi Pengadaan Barang dan Jasa, Ini Pesan Kajari KendalDuh, Sampai Awal Desember Realisasi APBD Batang Baru 70%

“Ah, aku belum kepikiran sampai situ. Nanti jika waktunya sudah tepat pasti aku akan meminangnya.”

0 Komentar