PEKALONGAN, Radarpekalongan.id – Siapa yang tidak tahu kedahsyatan istighfar?
Bacaan yang lekat di ucapkan oleh umat Islam, dan menjadi alat bagi umat Islam untuk meminta pertolongan serta pengampunan kepada Allah.
Dikutip dari buku Solusi Masalah dengan Al-Qur’an oleh Yana Adam, Imam Ahmad bin Hambal adalah imam besar pendiri madzhab Hambali sekaligus merupakan murid Imam Syafi’i dimasa akhir hidupnya beliau bercerita :
” Suatu ketika, entah kenapa saya ingin sekali menuju ke Kota Basrah, salah satu Kota di Irak.”
Baca Juga:Hanya Ada 2 di Jateng, Inilah Kampus Swasta Yang Memiliki Akreditasi A10 Kalimat Bijak Ali bin Abi Thalib, Bisa Jadi Motivasi Dalam Hidup
Padahal saat itu, Imam Ahmad tidak memiliki janji kepada siapapun di Basrah serta tidak memiliki hajat disana.
Namun mengikuti kata hatinya Imam Ahmad tetap berangkat menuju Basrah.
Imam Ahmad bercerita : “Sesampainya di sana masuk waktu Isya’, saya ikut sholat berjamaah di Masjid dan hati saya menjadi tenang. Lalu saya berniat untuk beristirahat sejenak”.
Kemudian beliau ingin tidur di Masjid selepas semua jamaah pergi meninggalkan Masjid.
Namun tiba-tiba Marbot menghampirinya dan bertanya ” Wahai Syekh, mau apa di sini?”
Sang Marbot tidak mengetahui, bahwa beliau adalah Imam Ahmad seorang ulama ahli fiqih dan hadits.
Imam Ahmad pun menjawab ” Saya ingin istirahat, saya seorang musafir”.
Namun Marbot masjid melarangnya, bahkan ia mendorong Imam Ahmad dan mengunci pintu masjid agar Imam Ahmad tidak bisa masuk kedalam Masjid.
Imam Ahmad pun berniat untuk tidur di teras Masjid namun Marbot juga tidak mengijinkannya dan mendorong Imam Ahmad hingga ke jalanan.
Baca Juga:6 Nasehat Imam Ghazali, Sipakan Bekal Untuk AkhiratSMP Salafiyah Salurkan Donasi Untuk Guru dan Siswa Korban Banjir
Di samping Masjid tersebut ada sebuah toko roti, rumah kecil yang sekaligus juga digunakan untuk berdagang.
Ia sedang membuat adonan roti sekaligus melihat kejadian tersebut. Kemudian si penjual roti memanggil Imam Ahmad seraya berkata :
” Mari syekh, anda boleh menginap di rumah saya meskipun rumah saya kecil”
Lalu, Imam Ahmad masuk ke rumah penjual roti dan duduk di belakangnya tanpa memperkenalkan diri.
Penjual roti pun tidak berbicara ketika tidak ditanyai oleh beliau. Ia terlihat selalu membuat adonan roti dengan melafalkan istighfar, saat meletakkan garam, memecahkan telur, mencampur gandum ia selalu melafalkan istighfar.