Cegah Stunting, 50 Kader Fatayat NU Kota Pekalongan Diterjunkan Dampingi Bumil dan Baduta Lewat Program ‘Sambung Simbok Sambang Bocah’

fatayat nu kota pekalongan
PW Fatayat NU Jateng menggelar orientasi PMBA untuk kader Fatayat NU di Kota Pekalongan yang akan dterjunkan mendampingi bumil dan baduta untuk mencegah stunting.(foto/istimewa)
0 Komentar

PEKALONGAN, RADARPEKALONGAN.ID – PC Fatayat NU Kota Pekalongan siap menerjunkan kadernya di tingkat ranting dalam program ‘Sambung Simbok Sambang Bocah’ yang diinisiasi PW Fatayat NU Jawa Tengah.

Para kader Fatayat NU Kota Pekalongan akan melakukan pendampingan terhadap ibu hamil dan balita di bawah dua tahun (baduta) untuk pencegahan stunting di Kota Pekalongan.

Dalam rangka mempersiapkan pendampingan tersebut, sekitar 50 kader mengikuti orientasi Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA) yang digelar PW Fatayat NU Jateng di Lantai 2 Gedung Aswaja Kota Pekalongan, Minggu (6/8/2023).

Baca Juga:Biliar Tambah Emas Kota Pekalongan di Porprov 2023 Lewat Yoni RachmantoJasa Raharja Pekalongan Bersama Satlantas Polres Brebes Gelar FKLL di Kabupaten Brebes

Targetnya ke depan akan ada 200 kader dari Fatayat NU Kota Pekalongan yang bisa diterjunkan untuk mendampingi 2.000 bumil dan baduta.

Manajer Program Strategi Perubahan Perilaku dan Sosial untuk Pencegahan Stunting PW Fatayat NU Jateng, Umi Hani mengungkapkan, program ‘Sambung Simbok Sambang Bocah’ merupakan program pendampingan bumil dan baduta untuk mencegah stunting.

Di wilayah Jawa Tengah, ada 10 cabang Fatayat NU atau kabupaten/kota yang menjadi fokus pelaksanaan program tersebut. Kesepuluh kabupaten/kota dipilih berdasarkan angka stunting yang masih tinggi.

“PW Fatayat NU Jateng melakukan pendataan semua bumil dan baduta di 37 cabang hingga ke tingkat desa atau ranting. Dari 37 cabang tersebut, dalam program ini ditetapkan 10 kabupaten/kota yang menjadi fokus salah satunya Kota Pekalongan. Karena Kota Pekalongan merupakan kota kecil tapi angka stuntingnya tinggi, bahkan di atas Jawa Tengah,” tuturnya.

Sesuai dengan kerja-kerja Fatayat yang langsung turun ke grass root, diharapkan bisa membantu memberikan edukasi dan pendampingan kepada bumil dan baduta. Tujuannya, bisa merubah perilaku masyarakat agar lebih memperhatikan kesehatan bumil dan baduta.

“Targetnya di Kota Pekalongan ada 200 kader untuk mendampingi 2.000 bumil dan baduta. Harapannya semua bumil dan baduta di Kota Pekalongan bisa terdampingi agar bisa membantu menurunkan angka stunting. Memang semua harus bekerja keras untuk menekan angka stunting hingga 14% bahkan zero,” katanya.

Fatayat NU Kota Pekalongan Siapkan Kader di Tingkat Ranting

Salah satu materi orientasi PMBA yang digelar PW Fatayat NU Jateng.(foto/istimewa)

0 Komentar