Harga Beras Belum juga Turun

Harga beras belum juga turun
KEMASI BERAS - Pedagang beras di Pasar Batang, Rukayah, saat mengemasi beras dagangannya. Ia mengaku prihatin dengan fluktuasi harga beras.
0 Komentar

BATANG – Harga beras belum juga turun. Selama tiga bulan terakhir, harga beras pernah mencapai Rp13-Rp14 ribu per kilogram, namun berkat pasokan dari Bulog, harganya sempat turun hingga Rp2.100 per kilogram.

Rukayah, seorang pedagang beras di Pasar Batang, mengungkapkan kegelisahannya. Ia menjelaskan bahwa harga beras sempat turun sebulan yang lalu ketika Bulog mengirimkan pasokan. Namun, ketika pasokan tersebut terhenti, harga beras kembali merangkak naik.

“Kami hanya mendapatkan pasokan beras dari Bulog sebanyak 2 kuintal untuk memenuhi kebutuhan konsumen selama dua hari. Harga jualnya saat itu adalah Rp10.900 per kilogram,” ujarnya, kemarin.

Baca Juga:Pelaku UMKM Milenial Dilatih Go InternasionalDorong Ketahanan Pangan, BI Tegal Bagi-bagi 12 Ribu Bibit Cabai di Batang

Ketidakpastian pasokan beras dari Bulog membuat para pedagang terpaksa menaikkan harga jual beras mereka menjadi Rp13.500 per kilogram.

Rukayah mengakui bahwa selama ada pasokan dari Bulog, konsumen merasa terbantu karena harga yang lebih ekonomis. “Kami berharap agar kami dapat kiriman beras dari Bulog lagi, agar harga beras tidak lagi memberatkan konsumen,” ujarnya.

Saat ini, stok beras yang dimiliki Rukayah dan para pedagang lainnya masih sekitar 7 kwintal dengan kualitas medium. Sementara beras Bulog yang sebelumnya dikirim juga memiliki kualitas yang sama.

Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran bahwa tanpa pasokan stabil dari Bulog, harga beras di Pasar Batang akan terus melonjak dan membebani masyarakat.

Masyarakat setempat juga merasakan dampak dari kenaikan harga beras yang terus berlanjut. Siti, seorang ibu rumah tangga, mengeluhkan bahwa biaya hidupnya semakin sulit karena kenaikan harga beras.

“Harga beras naik lagi, dan itu membuat kami harus berhemat di tempat lain. Semoga pemerintah bisa segera mengatasi masalah ini,” kata Siti.

Kondisi serupa juga dirasakan oleh Suharto, seorang tukang ojek yang biasanya mampu menghidupi keluarganya dengan penghasilannya. Ia merasa prihatin karena harga beras yang terus melambung membuatnya sulit memenuhi kebutuhan keluarganya.

Baca Juga:Peringati Hari Fisioterapi Dunia, IFI Pekalongan Gelar Senam dan Pemeriksaan KebugaranDinperpa Bakal Gelar Vaksinasi PMK untuk Domba dan Kambing

“Harga beras itu penting, karena itu makanan pokok kita. Semoga pemerintah bisa membantu agar harganya stabil lagi,” ujar Suharto.

Mengenai kelangkaan pasokan beras dari Bulog, Kepala Dinas Perdagangan dan UMKM Kabupaten Batang, Subiyanto mengatakan, bahwa pihaknya telah berusaha untuk berkoordinasi dengan pihak Bulog agar pasokan bisa segera dipulihkan.

0 Komentar