Hati-Hati Alami Low-Effort Syndrome! Intip 4 Tips Kurangi Kebiasaan Kerja “yang Penting Selesai”

Low-effort syndrome, usaha minimal hasil asal-asalan
Low-effort syndrome, usaha minimal hasil asal-asalan. (Sumber: freepik.com)
0 Komentar

Hal Baru Tidak Selalu Menakutkan

Hidup merupakan sesuatu yang dinamis, itu merupakan kenyataan yang tidak terelakkan. Sementara orang dengan mindset tetap atau fixed mindset menganggap perubahan sebagai sesuatu yang menakutkan. Mereka mengeluh soal kesulitan yang dihadapi, membandingkannya dengan orang lain, serta berandai-andai akan kenyamanan yang didapat jika mereka tidak menghadapinya.

Padahal, perubahan dan hal baru dalam hidup bisa dipandang sebagai batu loncatkan yang akan mengantarkan manusia kepada tahap kehidupan yang lebih tinggi.

Orang dengan low-effort syndrome cenderung menghindari hal-hal baru ini. Mereka diperangkap oleh rasa takut sehingga tidak melihat bahwa di baliknya terdapat hal-hal menarik yang amat bermanfaat.

Baca Juga:Rahasia di Balik Jabat Tangan yang Tak Banyak Orang TahuMemiliki Fungsi Berbeda, Ini 3 Jenis Pikiran dalam Diri Manusia

Oleh karenanya, dibanding merendahkan diri dan memandang bahwa hal baru adalah sesuatu yang menakutkan, lebih baik berfokus pada sisi-sisi positif yang bisa diperoleh jika kamu mencobanya. Dengan begitu, low-effort syndrome akan memudar dari hidupmu.

Jangan Batasi Dirimu

Orang menanamkan kepercayaan bahwa dia bodoh dalam suatu pelajaran, sehingga memilih untuk tidak berusaha dengan keras karena toh hasilnya sama saja. Pemikiran seperti ini membatasi orang untuk bergerak dan meningkatkan kualitas dirinya, sehingga mereka justru beralih pada low-effort syndrome.

Lewati berbagai pikiran yang membatasimu. Kamu harus percaya bahwa tidak ada usaha yang sia-sia. Pun ketika tidak tampak langsung pada hasil yang kamu peroleh, usaha yang kamu kerahkan dapat meningkatkan kualitas dirimu.

Hilangkan Asumsi Negatif Tentang Dirimu

Berpikir berlebihan atau over thinking seolah menjadi tren. Orang cenderung ragu untuk maju atau melakukan sesuatu karena dia sudah berasumsi tentang hal-hal negatif yang bisa terjadi. Mereka terus berdebat dengan diri sendiri tentang kelayakan, sukses atau gagal, hingga cantik atau jelek.

Mereka yang memiliki mindset seperti ini berpotensi besar memiliki low-effort syndrome sebab tidak merasa pantas untuk banyak hal. Mereka juga berfokus kepada hal negatif dibanding hal-hal positif yang juga bisa terjadi. Padahal sebenarnya, mereka baik-baik saja.

Kamu perlu menyadari bahwa itu hanya buah dari pikiranmu dan bukan realitas yang menjelaskan kualitasmu. Akan lebih baik untuk berfokus pada potensi yang dapat kamu maksimalkan dibandingkan dengan penilaian negatif tentang diri sendiri.

0 Komentar