PEKALONGAN,Radarpekalongan.id – Kebijakan pemerintah melakukan impor beras hanya akan merugikan para petani karena berimbas pada jatuhnya harga beras lokal. Demikian disampaikan aktivis Front Perjuangan Pemuda Indonesia, M Toha kapada Radar.“Impor beras itu sama saja membuat petani menjadi miskin dan menangis,” ucapnya.Menurut dia, adanya impor beras salah satu bentuk perlakuan yang tidak adil dari pemerintah kepada petani yang sudah membanting tulang dan bekerja keras untuk tersedianya kebutuhan pangan di tingkat nasional.Toha mengungkapkan, impor beras akan berdampak, khususnya bagi petani di Provinsi Jateng yang dicanangkan sebagai lumbung pangan nasional dengan program peningkatan produksi dan pemasaran beras unggulan. “Kami meminta agar pemerintah tidak melakukan impor beras karena akan merusak harga beras lokal serta harga gabah petani menurun,” ujarnya.Seperti diketahui, Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan berencana mengimpor beras lantaran cadangan beras pemerintah menipis tersebut.Dijelaskannya, Pemerintah memang tidak ingin melakukan impor beras, tetapi harga beras tidak stabil lantaran stok menipis. Oleh karenanya, Pemerintah mengimpor beras. “Impor beras betul, semua kita tadinya tidak ada yang ingin impor beras. Tapi harga beras naik, maka kita harus beli,” bebernya.Diungkapkannya, stok beras di gudang Bulog dikatakan tidak dapat cukup untuk kebutuhan dalam negeri. “Nah kenapa harus beli, karena bulog operasi pasar, barangnya habis. Stok Bulognya tinggal sedikit,” ungkapnya.Diterangkannya, jika Pemerintah tidak segera menambah stok CBP, maka harga beras akan terus naik.“Nah kalau tinggal sedikit, kan market tidak confidence, Bulognya terganggu. Maka harga bisa melonjak lagi, na harusnya gimana,” terangnya.“Harus stoknya kembali cukup agak confiden, berapa. Stoknya itu dari dulu paling kurang 1,2 juta,” tambahnya. (dur/disway.id)