Malang, radarpekalongan.id – Ketua Umum PBNU, Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya meminta seluruh elemen NU dari mulai pelajar, santri, mahasiswa, dan lainnya bergabung untuk mengembangkan diri dalam memajukan kapabilitas digital di Indonesia.
“Kegiatan NU Tech ini merupakan suatu paling mendasar adalah untuk menyerap dan merekrut sumber daya manusia yang menguasai kemampuan untuk mengembangkan teknologi,” kata Gus Yahya saat sambutan virtual dalam acara NU Tech: Final Day yang dipusatkan di Ballrom Akasia Hotel Savana Kota Malang, Senin (19/12/2022).
Dilansir dari jatim.nu Gus Yahya mengatakan NU Tech juga ajang mengembangkan teknologi digital NU. NU Tech diinisiasi untuk mengajak pelajar, santri, mahasiswa, dan keluarga besar NU untuk bergabung mengembangkan diri dan memajukan kapabilitas digital Indonesia.
Baca Juga:Platform Merdeka Mengajar Berbasis Android Membantu 1,9 Juta Guru Tingkatkan KompetensiProyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) Digencarkan
“Kegiatan NU Tech ini merupakan hal paling mendasar adalah untuk menyerap dan merekrut sumber daya manusia yang menguasai kemampuan untuk mengembangkan teknologi,” ungkap Gus Yahya.
Disamping itu, dia menambahkan NU Tech merupakan salah satu dari sembilan kluster strategis dalam peringatan 1 Abad NU. Pihaknya mengaku cukup bergembira karena jumlah peserta sesuai laporan dari panitia ada kurang lebih 300 talent. Untuk itu, ia mengajak peserta untuk ikut membangun peradaban bangsa melalui digital bersama Nahdlatul Ulama.
“Terima kasih kepada peserta atas partisipasinya. Insyaallah kita realisasikan dan kita mimpikan peran NU di masa depan,” bebernya.
Dirinya menuturkan, Nahdlatul Ulama hadir dengan membawa misi peradaban. Nahdlatul Ulama lahir berupaya memainkan peran di dalam pergulatan menuju terwujudnya peradaban yang lebih baik dan lebih mulia di masa depan.
Gus Yahya menambahkan, dalam sejarah peradaban umat manusia jatuh bangun dan bangkit dengan pengaruh teknologi. Pertarungan tersebut menurutnya biasanya dimenangkan oleh peradaban yang menguasai teknologi dengan baik.
“Turki Usmani misalnya, imperium raksasa dengan kekuatan personil militer yang tidak ada tandingannya pada masa itu. Tetapi pada akhirnya dalam perang dunia ke-1 Turki Usmani kalah. Bukan ukuran militernya, tetapi karena kekalahan dari penguasaan teknologi,” ulasnya.
Diketahui, hadir dalam acara itu Zannuba Arrifah Chafsoh atau Yenny Wahid. Ketua PWNU Jatim KH Marzuki Mustamar, serta Ketua PCNU Kota Malang dan Kabupaten Malang.