Kualitas Turun, Harga Cabai Naik

cabai
LAYANI PEMBELI - Salah seorang pedagang cabai di Pasar Batang, Lina saat melayani pelanggan.
0 Komentar

BATANG – Harga Kebutuhan Pokok Masyarakat (Kepokmas) khususnya cabai merah masih terus melambung tinggi di pasaran, seiring musim kemarau panjang yang belum juga berakhir hingga sekarang ini.

Seperti terpantau di Pasar Batang. Dikatakan salah seorang pedagang cabai, Lina, bahwa harga cabai rawit merah kini naik menjadi Rp65 ribu hingga Rp70 ribu per kilogram. Sedang, cabai merah keriting menjadi Rp45 ribu per kilogram.

“Mungkin karena dampak dari cuaca kemarau yang belum berakhir, sehingga mengakibatkan kualitas cabai yang dipasok dari petani kurang bagus, cenderung cepat mengering. Pembeli juga berkurang, karena kondisi cabai yang kurang segar,” ungkapnya, Kamis (26/10/2023).

Baca Juga:KPU Kota Pekalongan Terima 3.524 Bilik Suara60 Narapidana Rutan Pekalongan Dipindah

Menanggapi hal itu, Kabid Ketahanan Pangan Dispaperta Batang, Dewi Wuryanti mengakui, bahwa harga cabai merah besar sekarang ini mengalami kenaikan Rp10 ribu, dari sebelumnya Rp30 ribu per kilogram, kini menjadi Rp40 ribu per kilogramnya.

“Ya, karena kualitas cabai kurang baik. Baik cabai yang dijual di pasar maupun yang dipasok untuk memenuhi program Operasi Pasar Murah (OPM) mayoritas mengering,” jelas Dewi.

Menurutnya, mulai datangnya musim hujan yang diprakirakan oleh BMKG pada awal November, dapat menjadi angin segar bagi para petani maupun pedagang, untuk dapat meningkatkan kuantitas maupun kualitas produk pertaniannya. Sehingga, kata dia, diharapkan dapat berpengaruh pada turunnya harga Kepokmas di pasaran.

“Harga Kepokmas lain yang diperkirakan akan turun yakni bawang merah, dari semula Rp22 ribu. Harapannya, setelah musim hujan tiba, bisa menstabilkan harga Kepokmas di pasar pasar tradisional,” ujarnya.

Meski demikian, lanjut dia, Dispaperta mengharapkan, konsumen tidak melakukan pembelian secara berlebihan. Di sisi lain dalam mengonsumsi makanan hendaknya pun secukupnya.

“Jangan sampai bersisa atau terbuang sia-sia. Dalam mengatasi kenaikan harga pun pemerintah telah berupaya menstabilkan harga lewat program operasi pasar murah, di 8 kecamatan, dengan harga dibawah pasar,” tandasnya. (fel)

0 Komentar