Lopis, Kuliner Khas Pekalongan saat Syawalan 1444 H yang Dicari Wisatawan

Kuliner Khas Pekalongan
Diantara sajian khas Pekalongan saat syawalan 1444 Hijriyah adalah lopis atau lupis. (Radarpekalongan.id/abdurrohman)
0 Komentar

PEKALONGAN,RADARPEKALONGAN.ID – Diantara kuliner khas Pekalongan saat syawalan 1444 Hijriyah adalah lopis atau lupis. Selain rasanya enak, dan cemetut. Juga tidak membuat mudah lapar karena mengenyangkan. Makanya, wisatawan suka mencari untuk oleh-oleh guna dibawa pulang.

Kuliner khas Pekalongan yang dibuat dari beras ketan dan parutan kelapa itu bisa ditemui di pasar-pasar yang tersebar di Pekalongan. Makanan yang memiliki daya tarik dan filosofi budaya tersendiri itu disukai wisatawan atau pengunjung yang sedang ‘bersyawalan’ di Kota Pekalongan. Karena memang lopis mengandung suatu nilai filosofis tentang persatuan dan kesatuan seperti tertuang dalam sila ketiga Pancasila.

Diantara sajian khas Pekalongan saat syawalan 1444 Hijriyah adalah lopis atau lupis.(Radarpekalongan.id/kominfo)

Baca Juga:Masuki H+5 Lebaran Idul Fitri 1444 H, Aktivitas Ziarah Kubur Masih TerlihatFilosofi Lopis Raksasa Krapyak, Begini Penjelasannya

Yuyun, salah satu pedagang lopis mengaku selalu membuat sajian lopis saat lebaran 1444 Hijriyah.

“Saya sudah mulai membikin lopis sudah lama. Usaha berjualan lopis ini, saya lakukan pada momen syawalan,” ucapnya.

Kuliner Khas Pekalongan, Lopis Dijual Rp10 Ribu

Yuyun menjual lopisnya Rp 10.000/bungkusnya. Sudah termasuk parutan kelapa. “Hanya Rp10 ribu, bisa makan lopis,” bebernya.

Pedagang lopis lainnya Usman mengaku, sudah mulai membikin lopis sejak 20 tahun silam. Usaha berjualan lopis ini dilakukan hanya pada momen syawalan, di Jalan Truntum No 6.

“Makna lopis sendiri, zaman dulu orang Krapyak usai berpuasa pada bulan Syawal sebagai lambang kemenangan setelah menahan lapar, haus dan hawa nafsu. Lopis ini dijadikan suguhan di tiap rumah warga Krapyak pada saat itu,” tuturnya.

Dalam sekali produksi, Usman mampu menghabiskan sekitar 3-4 Kwintal beras ketan. Untuk memasaknya, diperlukan waktu 1-2 hari bergantung dari ukuran lopis. Dijelaskan Usman bahwa dalam proses memasak lopis, pihaknya masih menggunakan cara tradisional dengan menggunakan tungku api untuk memasak lopis.

“Biasanya dalam sekali produksi lopis, bisa menghabiskan 4 Kwintal atau sekitar 300 sampai 500 lopis,”tuturnya.

Baca Juga:Perayaan Syawalan Lopis Raksasa Krapyak akan Digelar 29 April 2023Perayaan Syawalan Pekalongan Telah Ada Sejak 1885, Terawat Hingga Sekarang

Untuk lopis buatan Usman dibandrol dari harga Rp.15 Ribu sampai 150 Ribu. Saat ini, lopis buatannya tidak hanya dinikmati oleh masyarakat Kota Pekalongan namun juga luar Kota Pekalongan, seperti Papua, Palembang, Sumatera, Batam, dan Cilacap.

0 Komentar