PEKALONGAN, Radarpekalongan.id – Untuk mendapatkan suasana berbeda, dan memaksimalkan prestasi yang dimiliki, MIS Sapugarut mengacak tempat duduk siswa ketika pelaksanaan Penilaian Akhir. Hal tersebut dilakukan untuk memberikan kenyamanan dan suasana baru bagi siswa agar lebih fokus dalam mengerjakan tugas. Pengacakan tempat duduk tersebut diberlakukan bagi kelas 4,5 dan 6. Sementara itu, siswa kelas 1, 2, dan 3 tetap mengerjakan di kelas masing-masing.
Menurut Kepala MIS Sapugarut, Ibadurrohman, sistem acak tempat duduk tidak hanya dilaksanakan ketika PAS saja, tetapi juga ketika Penilaian Tengah Semester (PTS).
“Supaya ada suasana baru yang berbeda, antara ujian dan kegiatan belajar mengajar, dan ada beda antara penilaian semester dengan ulangan harian. Supaya anak-anak merasakan benar-benar sedang ulangan. Pengawas ujian juga bukan guru mapel atau guru kelas, sudah kami tentukan sebelumnya,” ujarnya.
Baca Juga:Deklarasikan SRA, Lembaga Pendidikan Diimbau Penuhi Seluruh IndikatorJadi Pilot Project, SMPN 14 Pekalongan Gelar UKBI
Lebih lanjut Ibadurrohman menuturkan, sistem acak tersebut bertujuan untuk membiasakan siswa ketika melaksanakan ujian di jenjang SMP/MTs dan SMA/SMK/MA.
“Biasanya kalau tingkat MI jarang yang tempat duduknya diacak. Yang sering itu di tingkat SMP/MTs dan SMA/SMK/MA. Jadi kami ingin membiasakan itu supaya mereka tidak kaget,” terang Ibadurrahman.
Untuk penilaian semester, MIS Sapugarut menggunakan metode karena terdapat dua kurikulum. Kelas 1,2,4, dan 5 menggunakan kurikulum 2013, sedangkan kelas 3 dan 6 masih menggunakan K13. Menurut Ibadurrohman, guru MIS Sapugarut tengah membiasakan diri untuk melakukan penilaian versi kurtilas.
“Semua butuh proses dan penyesuaian untuk menerima hal-hal baru. Alhamdulillah kompetensi guru kami menunjang untuk penerapan sistem penilaian kurtilas. Secara bertahap semakin lebih baik,” tandasnya.(mal).