Memahami Penyesuaian Pembelajaran dan Asesmen pada Kurikulum 2013

Memahami Penyesuaian Pembelajaran dan Asesmen pada Kurikulum 2013
Siti Maimunah, SPd SD, MAP
0 Komentar

Oleh: Siti Maimunah, SPd SD, MAP*

SEJAK diluncurkan beberapa waktu lalu, Kurikulum Merdeka telah mulai banyak diterapkan oleh satuan pendidikan di Indonesia. Meski demikian, saat ini masih terdapat satuan pendidikan yang masih menggunakan Kurikulum 2013.

Oleh sebab itu, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi melalui Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan menyusun Panduan Pembelajaran dan Asesmen Kurikulum 2013 sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan terbaru.

Panduan ini dapat menjadi acuan bagi satuan pendidikan dalam melaksanakan pembelajaran dan asesmen kurikulum 2013.

Baca Juga:Mahasiswa Kampus Mengajar Turut Mengajar Anak Berkebutuhan Khusus di Sekolah InklusiSiswa SD dan MI Kampanyekan Gemar Makan Ikan

Secara garis besar, panduan ini memuat prinsip, strategi, dan contoh-contoh yang dapat memandu guru dan satuan pendidikan dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran dan asesmen.

Panduan tersebut juga bermanfaat untuk mengembangkan langkah-langkah pembelajaran yang terdiferensiasi, serta mengembangkan asesmen pada awal dan akhir pembelajaran yang dikemas dalam dokumen perencanaan pembelajaran.

Para pendidik, kepala sekolah, pengawas, serta komunitas belajar (MGMP, KKG, Komunitas Guru Penggerak) perlu mengetahui informasi yang ada dalam panduan ini, sehingga diharapkan dapat mengimplementasikan pembelajaran dan asesmen yang lebih berpusat dan berpihak kepada peserta didik.

Artikel ini akan mengulas secara ringkas apa saja yang dibahas dalam Panduan Pembelajaran dan Asesmen Kurikulum 2013 sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan terbaru.

Memahami Pembelajaran

Pembelajaran dan asesmen adalah satu kesatuan yang sebaiknya tidak dipisahkan. Pendidik dan peserta didik perlu memahami kompetensi yang dituju, sehingga keseluruhan proses pembelajaran diupayakan untuk mencapai kompetensi tersebut.

Pembelajaran dirancang dengan mempertimbangkan tahap perkembangan dan tingkat pencapaian peserta didik saat ini, sesuai dengan kebutuhan belajar, serta mencerminkan karakteristik dan perkembangan peserta didik yang beragam sehingga pembelajaran menjadi bermakna dan menyenangkan.

Pembelajaran dirancang dan dilaksanakan untuk membangun kapasitas peserta didik menjadi pembelajar sepanjang hayat.

Baca Juga:Sekitar 200 Orang Terinfeksi HIV/AIDSPeserta Didik Keterampilan Barista Meningkat 240 persen dalam 3 Tahun

Proses pembelajaran mendukung perkembangan kompetensi dan karakter peserta didik secara holistik. Pembelajaran yang relevan, yaitu pembelajaran yang dirancang sesuai konteks, lingkungan, dan budaya peserta didik, serta melibatkan orang tua dan komunitas sebagai mitra.

Rencana pembelajaran dirancang untuk memandu pendidik melaksanakan pembelajaran sehari-hari untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran. Rencana pembelajaran yang dibuat masing-masing pendidik dapat berbeda-beda karena rencana pembelajaran dirancang dengan memperhatikan berbagai faktor, antara lain: faktor perbedaan individual peserta didik, lingkungan sekolah, ketersediaan sarana dan prasarana pembelajaran, dan lain-lain.

0 Komentar