Menggangu Ketertiban Umum, 13 Anak Punk, Pengamen dan Pengemis Digaruk

Anak punk
Sebanyak 13 anak punk, pengamen dan pengemis diamankan Satpol PP Kabupaten Pekalongan karena mengganggu ketertiban umum. (Triyono)
0 Komentar

KAJEN – Lantaran mengganggu ketertiban umum, sebanyak 13 anak punk, pengamen dan pengemis digaruk aparat Penegak Perda Satpol PP Kabupaten Pekalongan pekalongankab.goid, Senin (04/09/2023). Mereka diamankan dari hasil razia di sejumlah lokasi Jalan Raya di Kabupaten Pekalongan.

Razia Penyakit Masyarakat (Pekat) untuk Cipta kondisi dilakukan adanya keresahan masyarakat kepada Satpol PP Kabupaten Pekalongan atas keberadaan anak punk, pengemis dan pengamen di jalan jalan. Atas laporan tersebut petugas langsung turun melakukan patroli di sejumlah lokasi.

Adapun dalam razia petugas berhasil mendapati sejumlah anak punk, pengamen dan pengemis. Sementara 13 anak punk diamankan dan dibawa ke Kantor Satpol PP menggunakan mobil patroli seperti di Kajen ada 2 anak, Wiradesa 2 anak, Pencongan 6 anak, dan Kedungwuni 5 anak.

Baca Juga:54 Pecinta Ayam Hias, Ramaikan Kontes Ekor Sapu Lidi Lima DaerahOperasi Zebra Candi 2023 Dimulai, Sasar Pelanggar Lalulintas

Puluhan anak punk, pengemis dan pengamen yang dibawa ke Mako Satpol PP Kabupaten Pekalongan selanjutnya diberikan Pembinaan dan pendataan oleh petugas dan perwakilan dari Dinas Sosial Kabupaten Pekalongan.

Plt Kabid Tibun Satpol PP Kabupaten Pekalongan, Sunarso mengatakan pihaknya melakukan penertiban anak punk termasuk silverman dengan manusia boneka disejumlah titik.

Baca : Operasi Zebra Candi 2023 Dimulai, Sasar Pelanggar Lalulintas

“Kami sesuai dengan petunjuk arah pimpinan melakukan razia di depan Polsek Kajen, Tugu nol Bojong, Wiradesa, Tirto, Sedayu kemudian Karanganyar, ” terangnya.

Dijelaskan satu dari depan Polsek Kajen manusia topeng, pengemis dan 13 anak punk yang berada di Tirto. Adapun mereka mengaku dari Cirebon, dari Kedungwuni, Tirto, Wiradesa.

Dikatakan, mereka yang digaruk untuk efek jera tidak melakukan hal-hal yang serupa dan tidak mengganggu tertib lalu lintas terutama di lampu-lampu merah.

“Kebetulan kami juga ada petugas Dinsos untuk menawarkan mereka-mereka yang mau ada keinginan untuk merubah diri, pengin belajar menjahut, belajar memasak, belajar model silakan ada di Dinsos yang difasilitasi, ” imbuhnya.

Seorang anak punk, asal Cirebon mengaku turun ke jalan karena korban KDRT.(Yon)

0 Komentar