PEKALONGAN, Radarpekalongan. id – Kalian tentu sudah tahu? Bahwa anak adalah peniru ulung dari role model yang dilihatnya. Oleh karenanya para pakar psikologi menghimbau kepada seluruh orang tua untuk terus memperhatikan apa yang ia lakukan dan ia katakan dihadapan sang anak.
Termasuk adalah bermental miskin yang bisa menghambat kesuksesan seorang anak.
Lalu apa yang harus kita lakukan sebagai orang tua ?
Saat seorang anak meminta sesuatu kepada orang tua namun hal tersebut diluar jangkauan kemampuan orang tuanya maka katakanlah kalimat penenang yang memperlihatkan sisi kedewasaan orang tua dan kecerdasannya dalam mengelola ke uangan.
Sebagai contoh : “Kakak, mainan itu mahal ayah tidak akan mampu untuk membelinya”
Baca Juga:Sekolah Penggerak, Pembelajaran Berpusat Pada SiswaPentingnya Mengenal Teman-teman si Kecil
ini adalah salah satu kalimat bermental miskin yang disampaikan kepada anak. Hal tersebut tentunya akan berdampak negatif pada psikis seorang anak.
“Nanti kita beli ya mainan itu, ayah dan kakak harus rajin menabung mulai sekarang. Saat ini ayah masih harus membeli sepeda Kakak dulu buat sekolah”
Kalimat pengganti yang lebih tepat untuk menunjukkan sisi kedewasaan dalam menyelesaikan sebuah masalah, akan lebih memberikan dampak positif kepada anak agar ia pun memahami bahwa setiap hadirnya suatu masalah kita harus mencari solusinya, bukan menghindar dan menyerah dari masalah tersebut.
Selain itu, bila kita menggunakan kalimat mengelola keuangan dengan cerdas. Maka akan tertanam pada anak bahwa ketika mereka menginginkan sesuatu maka mereka harus menabung terlebih dahulu, hal itu tersirat agar mereka pandai mengelola uang serta tentunya mereka faham bagaimana menyusun skala prioritas.
Hal ini lah salah satu yang menjadi cikal bakal kesuksesan seorang anak. Dan sebaliknya, jika orang tua menggunakan kata bermental miskin dalam menghadapi anak, maka secara tidak langsung mereka akan menjadikan anak tumbuh bermentalitas korban dan akan menyakini bahwa mereka tidak akan berhasil. (mal).