RADAR PEKALONGAN.ID – Untuk melindungi anak didiknya dari aksi penculikan, pengelola lembaga pendidikan MII Pringlangu telah menjalin komunikasi dengan orang tua siswa atau wali murid.
“Saya sudah bikin konsep untuk kerja sama dengan wali murid yang saya tuangkan kedalam surat,”ucap guru agama MII setempat, Fatkhurrohman SPdiI, saat diwawancarai Radar Pekalongan.id
Ustdaz Faturrohman(Radar pekalongan.id/abdurrohman)
Mengenai isi suratnya:
Assalamualaikum, Yth. Bpk/Ibu Wali Murid MII PRINGLANGU. Berkaitan dengan issu yg banyak beredar tentang maraknya penculikan anak, maka demi keamanan dan kenyamanan bersama, dimohon bpk/ibu untuk menjemput anak tepat waktu dan apabila karena satu dan lain hal tidak bisa menjemput atau terlambat menjemput maka sayogyanya memberi tahu terlebih dahulu pada wali kelas. Wassalamualaikum.
Baca Juga:DPC PKB Kota Pekalongan Peringati 1 Abad NU dengan Pengajian, Catat TanggalnyaPengguna Jalan Terganggu Aktivitas Rakit Sepeda di Trotoar Jalan Bandung, Pekalongan
Fatkhurrohman berharap dengan ikhtiar tersebut, maka akan tercipta rasa aman, nyaman pada saat anak didiknya belajar. “Semoga kita aman dan nyaman selalu,” pintanya.
Selain ikhtiar menjalin komunikasi dengan wali murid, mantan Sekretaris PC Gerakan Pemuda Ansor itu juga melakukan ikhtiar dengan meningkatkan pengawasan secara menyeluruh.”Disamping kita perkuat dengan Satpam yang bertugas penuh,” tuturnya.
Seperti yang pernah diinformasikan, hampir saja, siswi Madrasah Ibtidaiyah Islamiyah (MII) Banyurip Ageng 01, Kecamatan Pekalongan Selatan, Kota Pekalongan, nyaris menjadi korban penculikan oleh seseorang.
Kepala MII setempat, H Nur Kholis SPdI menceritakan, pada hari Kamis (26/1/2023) lalu, peserta didiknya berinisial NH, putri H Sukri yang juga Ketua Yayasan Al Hisna hendak pulang ke rumahnya, karena selesai sekolah. Ketika sampai di sebelah timur gedung madrasah, tepatnya di depan Rumah H Amrun, NH dihadang seorang laki-laki berjaket hitam.
“Mendadak siswi kami dicegat seseorang yang berjaket hitam, memakai helm dan masker, dengan memakai motor jenis matic warna hitam, kayaknya merk Mio. Si penculik yang beridentitas kelamin laki-laki bilang, ayo ikut saya. Saya disuruh bapakmu jemput, sambil memaksa dengan memegang tangan anak didik saya,” ucapnya menirukan cerita NH.
Mungkin karena curiga, sambung Ustadz Kholis, anak didiknya itu memberontak dan menendang perut si penculik. “Lalu anak didik kami lari pulang lewat MI,” tuturnya. (dur)