Bingung Buang Minyak Jelantah? Yuk Sulap Jadi Aroma Terapi

Minyak Jelantah
Minyak jelantah menjadi aroma terapi yang cantik dan harum. (Radarpekalongan.id)
0 Komentar

PEKALONGAN, RADARPEKALONGAN.ID – Siapa bilang minyak jelantah atau minyak bekas tidak bisa dimanfaatkan kembali, Sri Heniwati, Penggiat lingkungan bank sampah Gedawang Asri mengedukasi pengelola bank sampah kelurahan Kota Pekalongan untuk mengolah minyak jelantah menjadi aroma terapi yang cantik dan harum.

Gagasan ini muncul karena banyaknya minyak jelantah yang dihasilkan rumah tangga setiap harinya yang masih sering dibuang begitu saja di sembarang tempat, seperti menuangkannya di got atau membuang di tanah. Cara pembuangan minyak seperti inilah yang mengakibatkan berbagai masalah kerusakan lingkungan diantaranya bisa mencemari sungai, hilangnya kadar nutrisi tanah dan menyumbat saluran pembuangan.

Pengolahan Minyak Jelantah Tidak Perlukan Biaya Tinggi

“Pengolahan minyak tersebut tidak memerlukan biaya yang tinggi sehingga mudah untuk diterapkan, kami juga mencoba mendaur ulang minyak bekas dengan memadukan dengan bahan alami yang bisa dengan mudah ditemukan di lingkungan sekitar,” ucapnya saat mengisi pelatihan di aula PKK Kota Pekalongan kemarin.

Baca Juga:Life With BSI Semarakkan HUT Kemerdekaan RI ke-78, Wawalkot Pekalongan Berharap Tingkatkan PersaudaraanWawalkot Salahudin Berharap Munculkan Wirausaha Baru, Hasil Dari Pelatihan Ketrampilan Kerja Tahun 2023

Minyak jelantah menjadi aroma terapi yang cantik dan harum.(Radarpekalongan.id)

Sri menyebutkan bahan yang dibutuhkan antara lain parafin, stearin dengan perbandingan 1:1 serta minyak jelantah sebanyak 150-200 mililiter.

“Stearin dan parafin dilelehkan dahulu nanti baru ditambah minyak bekas atau jelantah, kemudian untuk pewarnaannya ditambah dengan crayon karena sama-sama berbahan dasar lilin. Jadi warna bisa tercampur, kalau pewarna makanan warnanya akan menggumpal tidak bisa tercampur rata, lalu kita cetak sesuai dan diberi sumbu untuk menyalakan lilin itu, tidak lupa campurkan dengan aroma alami seperti dari kulit jeruk, daun jeruk atau cengkeh,” jelasnya.

Menggunakan aroma dari bahan alami, dikatakan Sri, memang ketahanannya tidak lama, namun setidaknya bisa memanfaatkan bahan yang tersedia di lingkungan kita. Lebih lanjut, ia berharap setelah memberikan kepada masyarakat lebih luas, aromaterapi dari minyak bisa diproduksi lebih banyak sehingga mampu menambah nilai ekonomi di keluarga. (dur)

0 Komentar