Open Minded: Pelajari Apa Karakteristiknya dan 3 Faktor yang Memengaruhi

Open minded
Open minded. (Sumber: freepik.com)
0 Komentar

RADARPEKALONGAN.ID – Dalam penggunaan sehari-hari, istilah open minded atau pikiran terbuka sering digunakan sebagai sinonim untuk tidak berprasangka atau toleran. Dari perspektif psikologis, open minded digunakan untuk menggambarkan seberapa besar keinginan orang untuk mempertimbangkan perspektif lain atau mencoba pengalaman baru.

Keterbukaan pikiran melibatkan penerimaan terhadap berbagai macam ide, argumen, dan informasi. Berpikiran terbuka umumnya dianggap sebagai kualitas positif. Hal ini diperlukan untuk berpikir kritis dan rasional. Keterbukaan pikiran juga dapat melibatkan mengajukan pertanyaan dan secara aktif mencari informasi yang menantang keyakinanmu. Ini juga mencakup keyakinan bahwa orang lain harus bebas mengekspresikan keyakinan dan argumen mereka, bahkan jika kamu belum tentu setuju dengan pandangan tersebut.

Ini tidak berarti bahwa menjadi open minded itu mudah. Terbuka terhadap ide dan pengalaman baru terkadang dapat menyebabkan kebingungan dan disonansi kognitif saat kita mempelajari hal baru yang bertentangan dengan keyakinan yang ada. Mampu mengubah dan merevisi keyakinan yang sudah ketinggalan zaman atau salah adalah bagian penting dari pembelajaran dan pertumbuhan pribadi.

Baca Juga:Keutamaan Malam Lailatul Qadar, 5 Hal yang Dijanjikan2 Cara Manajemen Respons Terhadap Persuasi, Bentengi Dirimu untuk Tidak Mudah Dipengaruhi

Open Minded vs. Close Minded

Kebalikan dari berpikiran terbuka adalah berpikiran tertutup atau dogmatis. Orang yang lebih berpikiran tertutup biasanya tidak menerima ide lain. Mereka hanya mau mempertimbangkan sudut pandang mereka sendiri.

Open Minded

  • Terbuka untuk ide dan pengalaman baru
  • Bergairah tentang keyakinan mereka sendiri tetapi memperhatikan orang lain
  • Empati terhadap perasaan orang lain

Close Minded

  • Tidak menerima ide lain; hanya milik mereka sendiri
  • Pemikiran yang kaku dan penolakan untuk mempertimbangkan kepercayaan lain
  • Tidak peka terhadap perasaan orang lain

Bahkan jika kamu menganggap dirimu orang yang berpikiran terbuka, mungkin ada topik tertentu yang membuatmu mengambil sikap yang lebih keras: pengalaman yang kamu sukai atau masalah sosial, misalnya.

Memiliki keyakinan memang bagus, tetapi keyakinan yang kuat tidak meniadakan pikiran terbuka. Berpikiran terbuka berarti memiliki kemampuan untuk mempertimbangkan perspektif lain dan berusaha untuk berempati kepada orang lain, bahkan ketika kamu tidak setuju dengan mereka.

Tentu saja, open minded ada batasnya. Itu tidak berarti bahwa kamu harus bersimpati dengan setiap ideologi. Tetapi berusaha untuk memahami faktor-faktor yang mungkin telah menghasilkan ide-ide tersebut dapat membantu dalam menemukan cara untuk membujuk orang agar berubah pikiran.

0 Komentar