Penyanyi Legendaris Ebiet G Ade Ciptakan Lagu Lolong, Ini Inspirasinya

Ebiet G Ade menikmati durian di Desa Wisata Lolong Kabupaten Pekalongan
Ebiet G Ade makan durian Lolong. (Hadi Waluyo)
0 Komentar

Jembatan batu di sebelahku diamPancuran bambu kecil memercikkan airMenghempas di atas batu hitamMerintih menikam sepi pagi

KAJEN,Radarpekalongan.id – Siapa tak kenal lirik lagu di atas. Ya itu sepenggal lirik lagu berjudul Lolong. Penyanyi legendaris Ebiet G Ade menciptakan lagu itu setelah mengunjungi Desa Lolong, salah satu desa di Kecamatan Karanganyar Kabupaten Pekalongan. Lolong juga merupakan salah satu destinasi wisata unggulan di Kabupaten Pekalongan. Pemkab setempat juga telah membuat agenda rutin even wisata untuk memajukan Wisata Lolong Pekalongan.

Sudah 47 tahun silam penyanyi balada ini menciptakan lagu Lolong yang diilhami dari keindahan panorama Desa Lolong dengan Jembatan Batu dan gemericik aliran Sungai Sengkarang di bawahnya.

Baca Juga:Durian Boyo dan Lolong, Durian Lokal Pekalongan Paling Diburu MasyarakatDurian Lokal Kecamatan Karanganyar, Bentuk Lebih Kecil, Citarasa Tinggi

“Tahukah masyarakat sini, jika lagu Lolong yang saya ciptakan ini benar-benar nama sebuah desa di Kabupaten Pekalongan, yakni Desa Lolong. Ini merupakan satu-satunya lagu dengan nama desa yang saya ciptakan,” ujar Ebiet G Ade, saat menghadiri Festival Durian Lolong pada tahun 2013.

“Semoga dengan keindahan Desa Lolong ini mampu membangkitkan rasa kangen warga di sini yang merantau di luar daerah. Saya saja yang bukan asli desa ini, kangen dengan keindahan Lolong,” lanjut dia.

Meski Ebiet siang itu hanya sebagai tamu kehormatan yang didaulat untuk menyanyikan lagu Lolong, namun siang itu Ebiet benar-benar menghibur penggemarnya dan pengunjung festival. Tidak kurang dari enam lagu dinyanyikan penyanyi legendaris ini, di antaranya Lolong, Ayah, Zafin, Camelia 2, Menjaring Matahari, dan Berita Kepada Kawan.

“Lagu Zafin saya ciptakan di Pekalongan juga. Lagu ini diilhami saat saya mengunjungi sebuah pesta tari-tarian,” tutur Ebiet.

Ebiet mengaku sudah tiga kali blusukan ke Desa Lolong, yakni tahun 1976, 2009, dan 2013. Kondisi Jembatan Batu pun masih utuh. Begitu pula kejernihan dan keindahan Sungai Sengkarang di Desa Lolong.

“Semoga tahun-tahun kedepan, saya masih bisa datang lagi ke sini. Bahkan, bisa menciptakan sebuah lagu lagi. Ini merupakan berkah durian. Jika pohon durian tidak berbuah, maka tidak akan ada festival durian,” ujarnya.

0 Komentar