PKB Buat Petisi Perlindungan Anak, Maulana Yusup: Momentumnya Tepat, Wajib Dukung

PKB Buat Petisi Perlindungan Anak, Maulana Yusup: Momentumnya Tepat, Wajib Dukung
TANDATANGANI PETISI - Ketua Umum DPP PKB, Muhaimin Iskandar bersama Menaker Ida Fauziyah dan fungsionaris PKB lainnya usai menandatangani petisi komitmen perlindungan anak di Sarinah, Jakarta, Minggu (8/1/2023). (Foto: Beritasatu.com/ Yustinus Paat)
0 Komentar

“Kami di Kabupaten Batang, misalnya, menilai petisi yang digagas Cak Imin ini relevan dan menemukan momentum yang tepat, sehingga wajib didukung. Karena kasus kekerasan anak kembali terjadi di Kabupaten Batang,” ungkap Yusup, yang juga Ketua DPRD Kabupaten Batang ini.

Kasus dimaksud adalah aksi pencabulan yang dilakukan seorang guru rebana di wilayah Kecamatan Batang dengan puluhan anak laki-laki menjadi korbannya. Kasus yang membuat gempar ini sekarang masih dalam penanganan Satreskrim Polres Batang.

Sebelumnya, kasus pencabulan dengan puluhan korban juga terjadi di sebuah SMP di Kecamatan Gringsing, tahun 2022 lalu. Puluhan siswi menjadi korban dari aksi bejat seorang oknum guru.

Baca Juga:Sepertiga Ekonomi Dunia Terdampak Resesi, Sri Mulyani: Insya Allah Kita Jaga TerusApa Beda NU dan Muhammadiyah? Begini Guyon Cerdas KH Hasyim Muzadi

“Dua ksus ini saja sudah menunjukkan bagaimana anak-anak kita masih amat rentan menjadi korban tindak kekerasan seksual. Belum lagi bentuk aksi lainnya seperti fisik sampai bullying yang juga rentan mereka alami. Ini tidak bisa dianggap remeh, karena dampaknya bisa bertahun-tahun bagi korbannya,” jelas Yusup.

Karena itu, ia menyerukan semua pihak untuk bersama-sama menyerukan komitmen dan gerakan yang sama untuk melindungi anak-anak dari potensi kekerasan. Sebab anak menurut Yusup adalah aset bangsa, mereka adalah Indonesia masa depan sekaligus masa depan Indonesia ada di pundak mereka.

“Prinsipnya, kekerasan anak ini bisa terjadi kapan dan di manapun, sehingga kita semua harus hadir untuk mencegah dan melindungi anak-anak dari potensi kekerasan. Setiap kita, orang dewasa, harus menjadi pelindung bagi anak-anak di lingkungan sekitar kita. Sebagai generasi masa depan bangsa, calon pemimpin Indonesia masa depan, anak tidak boleh diwariskan dengan kekerasan,” pungkasnya. (sef)

0 Komentar