Platform Merdeka Mengajar Berbasis Android Membantu 1,9 Juta Guru Tingkatkan Kompetensi

Platform Merdeka Mengajar Berbasis Android Membantu 1,9 Juta Guru Tingkatkan Kompetensi
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim dalam dialog bertajuk "Technology Disruption: Risks and Opportunities" pada acara NU Tech Final Day, Senin (19/12) di kota Malang. (Foto Humas Kemdikbudristek)
0 Komentar

Malang, radarpekalongan.id – Platform Merdeka Mengajar berbasis android yang disediakan gratis untuk para guru dinilai membantu para guru untuk meningkatkan kompetensi secara mandiri dengan mengikuti modul-modul pelatihan yang disediakan di PMM.

Demikian diungkapkan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim dalam dialog bertajuk “Technology Disruption: Risks and Opportunities” pada acara NU Tech Final Day, Senin (19/12) di kota Malang.

“Dengan Platform Merdeka Mengajar, ada 1,9 juta guru di lebih dari 140 ribu sekolah aktif belajar mandiri dalam mengimplementasikan Kurikulum Merdeka. Kalau sebelumnya harus menunggu dipanggil dulu untuk mendapatkan pelatihan kurikulum, sekarang bisa langsung belajar lewat modul-modul yang disediakan dalam PMM,” jelas Mendikbudristek dalam keterangan resminya.

Baca Juga:Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) DigencarkanDirektur Keuangan Pertamina Patra Niaga Tinjau Sistem Digitalisasi SPBU Untuk Antisipasi Kelangkaan BBM

Tidak hanya itu, para guru juga semakin aktif berkarya dan membagi inspirasi praktik baik pembelajaran melalui PMM. “Terdapat 180 ribu lebih karya yang diunggah oleh 70 ribu guru untuk menginspirasi sejawatnya,” kata Nadiem.

Para guru juga semakin aktif belajar bersama di dalam berbagai komunitas guru dari berbagai wilayah Indonesia yang kini semakin mudah terbentuk dan beraktivitas melalui PMM. “Sekarang ada sekitar 10 ribu komunitas belajar yang terbentuk melalui PMM,” ujar Nadiem.

Selain itu, Nadiem juga berbagi kunci sukses menghadapi disrupsi teknologi. Terdapat dua hal penting yang dinilai Nadiem mampu menghalau dampak negatif teknologi sekaligus mengoptimalkan disrupsi teknologi untuk kemajuan bangsa.

“Yang pertama adalah kemauan untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat. Terus belajar hal-hal baru sehingga akan terus relevan dengan perkembangan zaman. Kemudian yang kedua adalah kemampuan berfikir kritis, kreatif, sehingga mampu menghadirkan solusi atas berbagai tantangan dan permasalahan yang dihadapi,” jelasnya.

Mendikbudristek mengakui pentingnya upaya-upaya untuk mendorong penggunaan teknologi untuk hal positif, misalnya untuk mengakselerasi kemajuan dunia pendidikan, kesehatan, dan lain sebagainya. Namun, ia juga mengingatkan berbagai dampak negatif teknologi jika tidak disikapi dengan bijak.

Beberapa contoh dampak negatif akibat disrupsi teknologi yang mulai ditemukan dalam keseharian adalah digantikannya beberapa jenis pekerjaan dengan mesin. Kemudian, meningkatnya isu kesehatan mental, khususnya pada generasi muda dengan adiksi pada media sosial.

0 Komentar