Meningkatkan Kompetensi Mahasiswa Kesmas di Era Digital, Prodi Kesmas Unikal Gelar Semnas Public Health

Prodi Kesmas Unikal
BERI - Rektor Unikal memberikan kenangan-kenangan kepada Staf Khusus Menteri Ketenagakerjaan RI sebelum acara Semnas dimulai.
0 Komentar

Lanjut Andi menambahkan, Unikal telah membuka kesempatan bagi mahasiswa/mahasiswinya untuk magang dan belajar di luar program studi yang ada.

“Kami menyiapkan skema-skema untuk mahasiswa/mahasiswi agar bisa memiliki kompetensi yang sesuai dengan disiplin ilmunya ,tetapi kompetensi yang dibutuhkan masa sekarang dan masa mendatang,” bebernya.

Andi menilai, mahasiswa/mahasiswi sebetulnya memiliki kebebasan, dalam arti ketika mereka ahli di bidang kesehatan masyarakat, mereka bisa belajar di luar bidangnya tentang mobile health, digital health, aplikasi maupun pemrograman.

Baca Juga:Pendaftaran Beasiswa Kemenag Indonesia Bangkit 2023 Sudah Dibuka! Cek Daftar Program StudinyaSudah Dibuka! Ini Dia Syarat Beasiswa Kemenag Indonesia Bangkit, Segera Cek

” Dimana, nanti upaya untuk preventif dan promotif tidak dilakukan secara tradisional seperti dahulu tetapi mereka sudah bisa memanfaatkan teknologi, sehingga kompetensi mereka jauh lebih diakui,” tandasnya.

Selain itu, Staf Khusus Menteri Ketenagakerjaan RI, Caswiyono usai mengisi kegiatan National Seminar of Public Health menuturkan bahwa Kementerian Ketenagakerjaan Republik Indonesia (Kemenaker) mendorong lulusan kesehatan masyarakat (kesmas) bisa membidik peluang dalam pasar kerja secara meluas. Mengingat, prospek tenaga kesehatan saat ini cukup tinggi.

“Seminar ini diselenggarakan oleh Unikal untuk menghubungkan antara mahasiswa-mahasiswi program Kesehatan Masyarakat dengan pasar kerja. Peluang pasar kerja di sektor kesehatan sangat tinggi, tidak hanya bekerja di bidang kesehatan saja, tetapi hampir seluruh sektor seperti sektor industri, perdagangan, pendidikan, dan sebagainya membutuhkan ahli-ahli kesehatan,” ucap Caswiyono.

Caswiyono menyebutkan, di Tahun 2021 saja, dibutuhkan 737 tenaga kerja untuk pekerjaan di bidang kesehatan. Dimana, 62,82% mayoritas lowongan kerja di bidang kesehatan adalah sub-golongan pokok jabatan profesional kerja.

Menurutnya, seluruh sektor saat ini mengalami disrupsi, termasuk sektor kesehatan, maka lulusan kesehatan masyarakat harus beradaptasi dengan digitalisasi di era disrupsi dan otomasi. Disrupsi itu sendiri melahirkan digitalisasi, termasuk sektor kesehatan.

“Sehingga, banyak sekali pengelolaan kesehatan masyarakat yang harus sudah menggunakan pendekatan digital dan mengalami perubahan mulai dari pendataan, pencegahan, penanganan penyakit yang harus dilaksanakan secara digital,” tegasnya.(mal)

0 Komentar