PEKALONGAN, Radarpekalongan.id – Sebagaimana telah diketahui bahwa SMPN 14 pekalongan adalah sekolah penggerak angkatan pertama di Kota Pekalongan, sehingga Kepala SMPN 14 Pekalongan Siti Nurul Izzah memberlakukan kegiatan 5 intervensi yang tidak bisa dipisah-pisahkan dan saling mengaitkan, yaitu yang pertama pendampingan konsultatif dan asimetris, kedua penguatan SDM, ke tiga pembelajaran paradigma baru, ke empat perencanaan berbasis data dan yang ke lima adalah digitalisasi sekolah. Dan Ke lima program intervensi sekolah penggerak tersebut berkaitan dengan penguatan literasi dan numerasi.
“Nah terkait penguatan literasi dan numerasi sendiri berkaitan dengan pembelajaran paradigma baru. Dimana sekolah kami sudah melakukan berbagai macam program untuk mewujudkannya,” ungkap Izzah.
Dijelaskan lebih lanjut, kegiatan literasi dan numerasi di SMPN 14 Pekalongan diantaranya yang pertama adalah dari guru untuk sekolah.
Baca Juga:SMPN 3 Gelar Karya Ragam Projek P5Bantu Masyarakat, Sekolah Tak Dipungut Biaya
“Untuk point pertama ini bapak ibu guru membuat kelas literasi kemudian mengisi artikel-artikel, dari situ anak-anak akan menuliskan memberikan jawaban atas artikel yang ditulis oleh guru,” imbuhnya.
Selain itu bapak ibu guru juga menyumbangkan sedekah buku untuk dipajang di perpus atau ruang baca di ruang guru. Lalu juga ada gerakan dari siswa untuk sekolah.
“Nah ditiap kelas ada pojok literasi, didalam pojok literasi tersebut anak-anak melakukan sedekah buku juga jadi selain bapak ibu guru mereka juga ikut bersedekah, jadi buku dari mereka untuk mereka juga” terangnya.
Lalu terdapat juga perpustakaan digital yang sudah terintegrasi dalam e learning SMPN 14 Pekalongan yaitu rajawali, Mading online, Mading offline yang terpajang di pojok sekolah, serta juga pembentukan generasi emas yang beranggotakan 50 peserta didik yang menjadi kader literasi.
“Untuk kader literasi pada moment ini juga akan dikukuhkan dan semoga nanti mereka bisa menjadi pemimpin-pemimpin masa depan, pemimpin emas yang akan melanjutkan cita-cita Indonesia,” ujar Izzah.
Tidak hanya itu terobosan yang dilakukan oleh SMPN 14 Pekalongan, terdapat juga kelas literasi dimana setiap hari Sabtu ada jam literasi yang digunakan peserta didik untuk mengakses literasi melalui 2 hal yang pertama melalui platform merdeka mengajar yang sudah disediakan oleh Kemendikbud ristek serta membuka website atau e-learning sekolah dan kemudian akan mengerjakan tugas-tugas literasi di kelas literasi, setelah itu ada juga ujian sekolah berbasis aktivitas.