SMPN 1 Sragi, Sukses sebagai Sekolah Aktif Literasi Nasional

SMPN 1 Sragi
BULAN BAHASA - SMPN 1 Sragi menyelenggarakan kegiatan peringatan bulan bahasa.
0 Komentar

PEKALONGAN – Jumat, 27 Oktober, SMPN 1 Sragi menyelenggarakan kegiatan peringatan bulan bahasa untuk seluruh warga sekolah yang diselenggarakan di halaman sekolah dengan berbagai kegiatan literasi.

Sebagai sekolah yang tergabung dalam Gerakan Sekolah Menulis Buku (GSMB), bulan Oktober ini SMPN 1 Sragi mendapat penghargaan sebagai Sekolah Pegiat Literasi Nasional untuk kedua kalinya. Selain itu Penghargaan juga diberikan kepada Margiati SPd MPd sebagai Kepala Sekolah Berprestasi di Bidang Literasi.

Penghargaan juga diberikan kepada koordinator Gerakan Literasi Sekolah, Zulmasri SS dan 6 guru lainnya sebagai guru aktif literasi. Ada juga Penghargaan untuk 10 siswa penulis terbaik dalam menulis puisi dan cerpen. Penghargaan tersebut diberikan oleh Nyalanesia sebagai founder gerakan literasi nasional.

Baca Juga:Momen Milad Muhammadiyah, PDM Bakal Siapkan Pengajian Akbar Solidaritas PalestinaSeminar Keaswajaan Jadi Puncak Hari Santri Nasional 2023

Dalam kesempatan perayaan bulan bahasa itu juga dilakukan penyerahan buku kepada para penulis yang terdiri atas 100 siswa dan 7 guru oleh kepala sekolah. Sebagai sekolah aktif literasi, seluruh warga sekolah sangat bersyukur karena berhasil meluncurkan buku ber-ISBN berupa kumpulan cerpen dan Puisi Karya siswa dan guru untuk kedua kalinya.

Buku berjudul Pesan Terakhir untuk Senja merupakan kumpulan cerpen dengan editor Margiati selaku Kepala sekolah dan Siti khotijah guru bahasa Indonesia SMPN 1 Sragi yang berisi lima puluh cerpen karya guru dan siswa. Buku kedua adalah kumpulan puisi karya siswa dan guru dengan editor Zulmasri berisi lima puluh puisi karya siswa dan guru berjudul “Di Kota Singgah, Di Pinggir Pantai, Pada Sebuah Senja”. Dua Buku tersebut diterbitkan PT Nyalanesia, Penerbit yang sekaligus pelopor Gerakan Sekolah Menulis Buku Nasional.

Dalam kegiatan bulan bahasa itu juga dilaksanakan kegiatan menulis puisi secara massal oleh 900 warga sekolah yang terdiri atas guru, karyawan, dan siswa.Selama kurang lebih satu jam tampak semua asyik menulis.

Menurut Zulmasri SS selaku koordinator Gerakan Literasi Sekolah kegiatan seperti ini dilaksanakan setiap tahun dengan kegiatan bervariasi untuk menumbuhkan kecintaan terhadap membaca dan menulis di kalangan warga sekolah.

“Puisi yang sudah selesai ditulis ditempel dan dipajang sebagai sarana kunjung karya antarsiswa agar dapat saling mengapresiasi,” ungkap Zulmasri.

0 Komentar