Saya termasuk salah satu korban, remaja yang salah memilih jurusan sekolah, karena ketidak tahuan saya sendiri juga orang tua saya saat itu. Ketika tiba saatnya saya masuk bangku kuliah di usia ke -17 tahun waktu itu saya belum faham kemana sebenarnya minat saya yang sesungguhnya.
Sehingga ketika ada salah satu guru saya menyarankan untuk mengambil jurusan manajemen agribisnis di Undip, saya pun mengiyakan tanpa ada keberatan sedikitpun. Setelah saya menjalani kuliah, perlahan-lahan saya sadar bahwa saya tak cocok berada disana.
Namun tidak ada yang perlu disalahkan, karena akhirnya saya lebih memilih bergulat dengan dunia komunikas sebagai bidang yang ternyata lebih saya jiwai, meskipun tidak linear dalam bidang pendidikan yang saya ambil.
Baca Juga:Tetap Dekat Anak, Meski Jadi Wanita KarirFokus Tingkatkan Prestasi Akademik
Meski belajar tertatih tapi cukup membuat saya berpuas diri karena berhasil menemukan dunia yang saya impikan.
Sebagai orang tua, ayah bunda harus menjadi orang yang pertama kali faham minat dan talenta dasar yang dimiliki anak, sehingga tidak salah memilih pendidikan yang tepat buat mereka.
Jika Ayah bunda mengetahui karakter dan talenta anak semenjak dini, mengenal minat dan bakat anak dengan baik maka jauh akan lebih memudahkan memberikan pendidikan yang lebih tepat dan spesifikasi untuk anak.
Tetap Apresiasi kecerdasan lain selain akademik. Jangan memaksakan anak-anak untuk mempelajari ilmu logika dengan serius walaupun sebenarnya talenta mereka tidak disana.
Bidang sosial, seni, olah raga, musik dan interpersonal masing-masing mereka memliki standar kecerdasan sendiri. Tidak bisa saling dibandingkan, setiap anak pasti memiliki minimal satu talenta dari berbagai macam kecerdasan otak ini.
Dan talenta itulah letak kecerdasannya, dan dari sana Ayah dan Bunda harus mengembangkannya.(*)