PEKALONGAN, Radarpekalongan.id – Muhammad Thamrin, seorang arsitek asal Tangerang, Banten, berhasil keluar sebagai Juara 1 Sayembara Ide Desain Masjid Ikonik Pekalongan Baru, Kota Pekalongan.
Ide desainnya berjudul ‘Selendang Batik’ berhasil menyisihkan desain-desain karya empat finalis lainnya dalam sayembara ini.
Atas keberhasilannya menjadi Juara 1 tersebut, Thamrin berhak membawa pulang hadiah berupa uang pembinaan senilai Rp45 juta.
Baca Juga:‘Selendang Batik’ Juarai Sayembara Ide Desain Masjid Ikonik Pekalongan BaruPegawai Rutan Pekalongan Ikuti Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Dasar
Maket Desain Masjid Selendang Batik karya Muhammad Thamrin dalam Sayembara Ide Desain Masjid Ikonik Pekalongan Baru. (Radarpekalongan.id/Dok.Dinkominfo)
Hadiah secara simbolis diserahkan Wali Kota Pekalongan HA Afzan Arslan Djunaid kepada kelima finalis, dalam tahap penjurian final di Ruang Buketan, Setda Kota Pekalongan, pada Jumat, 9 Desember 2022.
Adapun Juara 2 diraih oleh Reynaldi Azmi dari Medan dan berhak meraih hadiah uang pembinaan Rp25 juta, Juara 3 diraih Shirli Putri Asri dari Bandung dengan hadiah uang pembinaan Rp15 juta.
Kemudian, Juara Harapan 1 diraih Irwan Arifin Lubis dari Medan, dan Juara Harapan 2 diraih oleh Adithea Syaputra Perdana dari Kalimantan. Keduanya masing-masing menerima hadiah uang pembinaan Rp7,5 juta.
Muhammad Thamrin menuturkan, dirinya membutuh waktu tiga minggu untuk menyelesaikan rancangan desain Masjid Ikonik Pekalongan Baru yang dibuatnya, yakni Masjid Selendang Batik.
Thamrin menjelaskan bahwa desain Masjid Selendang Batik ini membentuk komposisi masjid dan gerbang. Desain tersebut terinspirasi dari predikat Kota Pekalongan sebagai Kota Batik Dunia.
“Sehingga saya terinspirasi membuat desain ini,” kata Thamrin, usai acara penyerahan hadiah sayembara.
Baca Juga:Dukung Pertumbuhan Ekosistem Akuakultur Indonesia, Cargill Luncurkan Produk Pakan Udang BergiziBPBD Kota Pekalongan Serahkan Hibah Perahu SAR untuk Polres Pekalongan Kota
Thamrin mengungkapkan bahwa ide desain masjid yang dirancangnya itu, konsepnya adalah masjid berkapasitas 800 orang, memiliki 2 lantai, dan lantai dasar berkapasitas 600 orang dengan ukuran 25×25 meter.
“Di tempat outdoor dengan banyak pohon bisa dijadikan tempat salat saat hari Jumat dan Hari Raya umat Islam dengan banyak jamaah,” bebernya.
Dewan Juri sayembara ide desain masjid ini terdiri dari lima orang. Mereka yakni Ar. Prof. Yandi Andri Yatmo, ST, M. Arch, Ph.D; Ar. Ir. H. Munichy B Edrees, M.Arch; Ar. Deni Wahyu Setiawan, ST, M. Ars; Inggit Soraya, S. Sn; dan Arief Dirhamzah.