WONOSOBO – Sepanjang tahun 2022, setidaknya terdapat 657 kejadian bencana alam di Kabupaten Wonosobo. Longsor menjadi kasus tertinggi yaitu 518 kejadian, tersebar di 15 kecamatan.
Melihat jumlah kejadian tersebut, terdapat kenaikan sebanyak 100 persen. Pada tahun 2021 silam hanya terdapat 300 kejadian bencana alam.
“Dari rekap yang dilakukan oleh BPBD, total ada 657 kejadian bencana alam sepanjang tahun 2022. Itu artinya ada kenaikan sebanyak 100 persen dibandingkan tahun 2021 silam yang hanya ada 300 kejadian,” ungkap Kalak BPBD Wonosobo Bambang Triyono, kemarin.
Baca Juga:Warga Bangun Jembatan Darurat Penghubung Antar DusunHAB ke 77, Kemenag Wonosobo Tebar 12 Ton Beras untuk Warga Miskin
Menurutnya, kejadian tersebut meliputi longsor sebanyak 518 kejadian, banjir sebanyak 26 kejadian, angin puting beliung sebanyak 35 kejadian, gempa bumi sebanyak 4, kebakaran sebanyak 64 kejadian, dan fenomena lain sebanyak 10 kejadian.“Jika dilihat paling tinggi, masih kejadian longsor sebanyak 518,” katanya.
Dijelaskan, melihat statistik kejadian longsor, paling tinggi terjadi pada Maret, sebanyak 214 kejadian, disusul bulan Oktober sebanyak 89 kejadian dan bulan November 58 kejadian. “Jadi nyaris setiap bulan ada kejadian longsor, hanya bulan Juli yang tidak ada,” imbuhnya.
Sedangkan untuk banjir tertinggi di bulan juni mencapai 7 kasus dan bulan Maret mencapai 6 kasus. Hampir sama dengan longsor, kebakaran juga terjadi hampir setiap bulan, namun tertinggi pada bulan Januari, Juli dan Agustus.
“Kebakaran ini menjadi tertinggi kedua setelah longsor dan patut menjadi perhatian karena dampaknya yang luar biasa, korban bisa kehilangan harta benda, ” imbuhnya.
Berkaitan dengan peristiwa itu, upaya BPBD Wonosobo gencar melakukan sosialisasi, edukasi, mitigasi dan juga up date perkembangan cuaca kepada masyarakat.
“Upaya yang ketika terjadi peristiwa, adalah pertolongan cepat, evakuasi, asesment dan pemberian bantuan bagi korban, ” katanya.
BPBD Wonosobo, memiliki TRC dibantu ribuan relawan yang tersebar di seluruh kecamatan di Wonosobo, sampai tingkat desa dan kelurahan. “Untuk penanganan kita bersinergi dengan aparat TNI, Polri, SAR, ribuan relawan dan masyarakat, ” ucapnya.
Baca Juga:Buang Puntung Rokok Sembarangan, Rumah ODGJ KebakaranSatpol PP Purworejo Operasi Pekat di 4 Kecamatan
Dari pengalaman kejadian di 2022, pihaknya akan memperkuat pemetaan terhadap kawasan rawan bencana. Kemudian lebih gencar lagi penggalangan relawan mengingat jumlah SDM sangat terbatas, kehadiran relawan yang tersebar di seluruh wilayah Wonosobo sangat membantu kerja mitigasi, evakuasi kebencanaan di Wonosobo.“Terima kasih dan apresiasi kepada relawan atas respon cepatnya dan kerja kerasnya membantu pemerintah dalam mpenanganan bencana di Wonosobo,” pungkasnya. (gus)