Jam 9 malam. Kita sama-sama berdua. Aku dengan seorang teman yang megajakku karaoke, dan kamu dengan teman Lady Escort (LC) mu. Temanku memilih temanmu, dan aku manut saja menerimamu sebagai pendampingku. Toh siapapun pemandu lagunya, aku tak terlalu hirau. Misiku adalah nyanyi dan minum sepuasnya, demi meluapkan dan syukur-syukur melupakan segala pahit yang menggetirkan hati. Serupa tablet paracetamol yang nyangkut di kerongkongan; rasa pahit dan gelisah bercampur dengan sempurna, so blended.
Begitu tekadku. Tetapi kenyataan tak selalu selaras dengan harapan. Faktanya, paket dua botol black label dan 5 botol bir telah habis separuh, tetapi aku masih saja gagal lari dari kenyataan. Sementara kawanku sudah sukses mengumpulkan keberaniannya karena sekian sloki black label dan bergelas bir, ia kini asyik ber- haha hihi di sudut ruangan, alih-alih bernyanyi. (Bersambung)