PEKALONGAN, Radarpekalongan.id – Memberikan nutrisi yang cukup pada anak di usia pertumbuhan, terbukti efektif menurunkan angka stunting di Indonesia. Namun data dari Kementerian Kesehatan data stunting yang mengalami kurang gizi kronis masih cukup tinggi yaitu menembus angka 23%.
Dilihat dari angka persentase tersebut, bearti 1 dari 4 anak Indonesia masih mengalami stunting. Dan faktor ekonomi masih sering disebut-sebut sebagai faktor penyebab terjadinya stunting.
Meski hal tersebut benar, namun faktor ekonomi memberikan pengaruh secara tidak langsung terhada stunting. Hal tersebut dikarenakan stunting adalah tahap akhir dari kekurangan gizi. Ketika keluarga tidak mampu membeli makanan yang bergizi maka otomatis kecukupan gizinya berkurang.
Perempuan bernutrisi cukup
Baca Juga:5 Penyebab Anak Mudah Menangis dan Cara MengatasinyaMau Daftar Beasiswa LPDP 2023 ? Ini Dia Ketentuan Minimal IPK yang Harus Dimiliki
Namun, perlu di pahami bahwa pola asuh keluarga dan pengetahuan seorang ibu terkait kecukupan nutrisi memiliki pengaruh yang sangat besar.
Bahkan dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Negara Afrika dan Eropa Barat mengemukakan bahwa perempuan yang memiliki pengaturan gizi yang baik 96% anak didalam keluarga tersebut tidak stunting.
Begitu juga sebaliknya, jika didalam keluarga tersebut pengetahuan seorang ibu terkait pemenuhan gizi itu buruk. Maka anak didalam keluarga tersebut memiliki resiko terkena stunting hingga 80%.
Oleh karena itu, menurut penelitian perempuan mempengaruhi 6-8 kali ketahanan pangan dalam keluarga.
Mulai sejak dalam kandungan kebutuhan nutrisi harus diperhatikan, setelah lahir ibu memiliki kewajiban memberikan ASI ekslusif sampai usia 6 bulan disertai stimulasi – stimulasi yang mencegah gangguan makan apa anak.
Terkait makanan yang dikonsumsi, tidka perlu harus yang bermerk dan mahal. Banyak sumber pangan lokal yang bisa dijangkau oleh semua kalangan namun memiliki gizi yang seimbang.(*)