Hikikomori dapat dikenali dari beberapa karakteristik berikut.
- Pra-Hikikomori, di mana orang tetap beraktivitas seperti biasa, tetapi berusaha menghindari interksi sosial.
- Social Hikikomori, menolak untuk beraktivitas di luar rumah, tetapi masih berinteraksi secara virtual atau online.
- Tachisumi-gata, memiliki fobia sosial dan merasa sangat takut dengan dunia luar.
- Netoge Haijin, di mana orang benar-benar terisolasi dan menghabiskan banyak waktu di dunia virual selain untuk bersosialisasi.
Penyebab Hikikomori
Penyebab hikikomori. (Sumber: freepik.com)
Penelitian mengungkapkan tiga sebab utama penarikan sosial, yakni rasa malu, penghindaran, ketidakramahan. Beberapa faktor risiko yang dapat berperan dalam menyebabkan penarikan sosial meliputi:
Kondisi Mental
Penarikan sosial atau hikikomori dapat menjadi gejala dari beberapa kondisi kesehatan mental seperti kecemasan, gangguan spektrum autisme, depresi, PTSD, dan lainnya. Orang bisa jadi mengalami penarikan sosial bersamaan dengan gejala lain yang menyebabkan kesusahan atau mengganggu kemampuannya untuk berfungsi dalam kehidupan sehari-hari.
Baca Juga:Efek Dunning-Kruger: Kamu Beneran Tau atau Cuma Sok Tau?Kenali 4 Stress Language, Ragam Reaksi Manusia Terhadap Stres
Jika berada di situasi ini, penting untuk berkonsultasi pada profesional kesehatan mental
Perasaan Malu
Penelitian juga menemukan bahwa orang yang menarik diri secara sosial cenderung lebih pemalu. Orang yang pemalu sering menghindari situasi sosial karena mereka terlalu cemas atau tidak nyaman dalam situasi tersebut.
Harga Diri yang Buruk
Dalam beberapa kasus, orang menarik diri dari orang lain karena harga diri yang rendah. Karena mereka tidak terlalu menghargai diri mereka sendiri, mereka mungkin takut menjadi rentan di sekitar orang lain atau percaya bahwa mereka akan ditolak.
Dinamika Keluarga
Faktor lingkungan dan kepribadian juga dapat berperan dalam penarikan sosial. Misalnya, orang mungkin menarik diri dari keluarga atau orang yang dicintai karena dinamika keluarga yang sulit atau kasar.
Dalam satu studi tahun 2020, para peneliti menemukan bahwa orang yang mengalami penarikan sosial memiliki dinamika keluarga disfungsional, riwayat keluarga dengan penyakit kejiwaan, gangguan kecemasan, danengalaman masa kecil yang traumatis, termasuk penganiayaan keluarga.
Kepribadian
Terkadang, orang menarik diri hanya karena mereka lebih suka menghabiskan waktu sendirian. Introvert, misalnya, biasanya memiliki kebutuhan lebih besar untuk menyendiri daripada ekstrovert.