“Nonton film sedih, baper,”
“Disapa doi, baper,”
“Disinggung sedikit, baper,”
Baper, frasa gaul yang digunakan anak muda zaman sekarang ini memiliki banyak arti yang berbeda tergantung pada konteks situasi yang tengah terjadi. Saat kamu merasa sedikit emosional karena suatu hal, orang cenderung melabel kamu dengan kata baper ini.
Entah dalam kondisi haru, gembira, bahkan marah, kata baper ini seakan terus melekat pada diri orang-orang yang cenderung lepas untuk mengekpresikan emosinya. Seolah-olah baper adalah hal yang negatif dan cringie.b
Tapi, apakah benar baperan adlah hal yang negatif? Wajar tidak sih kalau kita baperan? Apakah harus dikurangi? Dalam artikel ini, kita akan sedikit membahas tentang kebaperan ini.
Baca Juga:Jangan Sembarangan! Mental Breakdown Bisa Berbahaya untuk Kesehatan Mental Kamu
Apasih Baper Itu?
Baper, atau singkatan dari “bawa perasaan”, adalah sebutan bagi individu yang menanggapi suatu hal dnegan sangat emosional atau sangat sensitif. Awalnya, kata baper ini diasosiasikan kepada muda-mudi yang perasaanya terjerat kisah romansa. Namun semakin ke sini, kata baper sudah digunakan untuk orang-orang yang menanggapi serius sebuah “candaan”.
Sekilas, sensitif dan baper nampak sama, dilihat dari defini secara umum. Hanya saja, sensitif lebih mengarah pada perasaan emosional yang lebih general. Orang yang sensitif akan mudah beremati pada orang lain dan lebih intuitif.
Apakah Menjadi Baperan Salah?
Dalam batas wajar, baper adalah hal yang normal. Setiap orang setidaknya pasti pernah merasakan baper. Tentu saja, karena manusia memang dirancang untuk bisa merasakan berbagai macam emosi yang datang dari orang lain serta lingkungan sekitar.
Namun, semakin bergesernya makna kata baper, kini baper jadi terkesan lebih negatif.
“Cuma bercanda doang, gitu aja baper,”
Mulai banyak yang menormalisasi bercanda kelewat batas, menyinggung perasaan orang lain, hingga bullying di balik kata baper. Hal ini menyebabkan beberapa orang jadi lebih menyimpan perasaannya ketimbang melepasnya.
Padahal, baper adalah salah satu cara kita untuk merasakan, mengekspresikan, dan berbagi emosi secara konstruktif kepada orang lain. Dan hal ini sangatlah wajar.