RADARPEKALONGAN.ID – Faktor Genetik sering dikatakan sebagai penyebab anak Introvert, namun apakah benar demikian? Adakah faktor lain yang bisa menyebabkan seorang anak menjadi Introvert ?
Introvert adalah sikap tertutup dan pemalu dalam diri seseorang, mereka yang memiliki kepribadian Introvert lebih suka menikmati kesendirian atau cenderung pendiam.
Orang-orang dengan kepribadian Introvert lebih fokus pada diri dan fikiranya sendiri. Ia tidak suka berada di keramaian dan berinteraksi dengan berbagai jenis orang.
Baca Juga:SMPN 14 Pekalongan Deklarasikan Jadi Sekolah BersinarMSI 08 Medono Persiapakan Pelaksanaan IKM di Tahun Ajaran Baru
Meski menyukai kesendirian, bukan bearti mereka kesepian. Mereka hanya senang menikmati kesendiriannya dan baik-baik saja dengan hal tersebut.
Ada berbagai faktor yang bisa meningkatkan resiko menjadi pribadi yang Introvert, salah satunya adalah pola pengasuhan orang tua.
Pengaruh sikap orang tua terhadap kepribadian anak.
Melansir dari lama parents.com, sikap dan pola asuh orang tua bisa mempengaruhi kepribadian anak baik itu menjadi Introvert ataupun ekstrovert.
Menurut jurnal National Center for Biotechnology Information, pada dasarnya kepribadian berkaitan dengan gen dopamin. Meski begitu sikap orang tua juga sangat mempengaruhi dalam pembentukan kepribadiannya. Orang tua yang suka mengomel, suka membandingkan-membandingkan anak dengan teman-temannya serta berlebihan dan memiliki pola asuh yang keras, cenderung menyebabkan anak memiliki kepribadian Introvert.
Selain itu, orang tua yang sulit untuk memberikan kepercayaan kepada anak dan kerap memberikan sikap negatif akan membuat anak merasa nyaman dengan dirinya sendiri. Jika dibiarkan secara terus menerus bisa meningkatkan resiko tersebut.
Ada beberapa sikap orang tua yang kerap membuat anak Introvert merasa tidak nyaman, sikap ini bahkan bisa memperparah kepribadian Introvert yang ada dalam diri anak. Sikap tersebut antara lain :
- Mengajak anak bercanda berlebihan, sikap ini bukan membuat anak bahagia tapi justru sikap ini rentan membuat anak marah dan kecewa.
- Memaksa anak untuk melakukan apa yang diinginkan oleh orang tua.
- Memaksa anak untuk tampil di depan umum, meski orang tua bangga namun membuat anak merasa tidak nyaman. Tanpa disadari anak justru membenci kondisi itu dan bahkan memiliki peluang membenci ke dua orang tuanya karena menempatkan ia di kondisi yang tidak ia sukai.
- Mengajak anak berbicara pada waktu yang tidak tepat, misalnya pada saat anak yang sedang ingin menikmati kesendiriannya, atau sedang capek dan lelah.
- Membuat aktivitas anak terlalu padat, baik untuk meningkatkan kemampuan akademik maupun non akademik.