RADARPEKALONGAN.ID – Dari mana pintu jatuh cinta terbuka? Saat kamu jatuh cinta, bisakah kamu mengingat dari mana cinta itu bermula? Apakah pandangan pertama sudah membuatmu fallin’ in love, ataukah kamu butuh kebersamaan lama sebelumnya akhirnya menyimpulkan: “Sepertinya aku memang jatuh cinta sama dia”.
Baiklah, yuk let’s talk about love. Karena cinta adalah tema yang tak pernah selesai dan usang untuk dibicarakan, karena ini relate dengan pengalaman setiap orang, dari anak-anak, ABG, dewasa, atau mereka yang telah memiliki anak, bahkan cucu. Yes, love is universal language.
Pintu Jatuh Cinta
Tapi lebih spesifiknya lagi, mari kita bahas tentang pintu jatuh cinta, atau sebut saja love triger. Kamu tentu pernah dong merasakan pengalaman jatuh cinta. Sekarang mari kita ingat-ingat kembali, saat pertama kali kamu jatuh cinta, apa yang menjadi pemicu atau pintu jatuh cinta?
Baca Juga:Platform Merdeka Mengajar, Seberapa Pentingkah untuk Kemajuan Pedidikan?HUT Satpol PP ke-73, Aroma Alkohol Memenuhi Komplek Alun-alun Kendal
“Wah, apa ya. Yang pasti, aku langsung tresno begitu pertama kali melihat penampakannya.” Mungkin doinya kunti kali yak, pakai penampakan segala.
Nah, kalau jawabanmu semodel ini, maka bisa jadi kamu termasuk tipe orang mengalami love at the first time, cinta pada pandangan pertama. Pada kasus ini, cinta bisa dipahami sebagai pola yang misterius. Karena saat orang jatuh cinta pada pandangan pertama, sebetulnya dia sedang mengalami cinta yang tanpa syarat.
“Piye sih ya, pokoknya tahu-tahu aku langsung jatuh cinta sama doi. Padahal baru pertama lihat dia, sebelumnya gak ada tuh komunikasi apa gitu, apalagi modus-modus ala buaya darat.”
Ya, cinta pada pandangan pertama sebetulnya anugerah. Tapi jangan bilang kamu selalu jatuh cinta setiap lihat cewek cantik, atau bagi cewe ketika dia lihat cowok cakep. Itu mah garangan, yang hobinya cari mangsa, hehehe.
Disebut anugerah, karena cinta pada pandangan pertama ini benar-benar hasil kerja hati yang jujur. Dan perasaan semacam ini tidak bisa dibuat-buat apalagi dipaksakan. Tidak ada cinta pura-pura atau pura-pura cinta kan? Karena ini benar-benar proses yang diputuskan oleh perasaan, maka jangan heran kalau cinta seringkali tak logis.