Imbas Ekonomi Sedang Sulit, Uang Rp 100 Ribu Kian Tak Berdaya?

Ekonomi sedang sulit
Ilustrasi kondisi ekonomi sedang sulit (freepik.com)
0 Komentar

RADARPEKALONGAN.ID – Apakah kamu merasakan nominal uang Rp 100 ribu semakin menurun nilainya? Bahkan dibandingkan satu tahun lalu, nominal ini semakin tak berdaya, kian sedikit barang yang bisa dibeli. Jangan-jangan memang kondisi ekonomi sedang sulit, terdampak inflasi misalnya, hanya saja ia tak terpikirkan. Yuk, simak penuturan beberapa warga soal kondisi ini.

Sejak awal tahun 2023, bahkan mungkin sebelum itu, sebagian orang menyebut kondisi ekonomi sedang sulit. Entahlah, apakah situasi ini hanya dirasakan orang-orang kecil atau juga orang-orang yang kaya. Lalu dari mana orang-orang ini mengukur kondisi ekonomi sedang sulit?

Indikasi Ekonomi Sedang Sulit

Untuk menyebut kondisi ekonomi sedang sulit, biasanya orang-orang mengukurnya dari dua indikasi. Pertama, perputaran uang seperti melambat atau dalam bahasa banyak orang, uang sedang susah dicari. Tak tahu lah, ngumpet di mana dia. Yang kedua, kalaupun dapat uang, kok cepat sekali habisnya?

Baca Juga:Hasil Panen Bawang Merah Tak Maksimal Akibat Cuaca Ekstrem di Awal 2023Michelle Yeoh, Aktris Terbaik Oscar 2023 yang Ditakdirkan Mencatatkan Sejarah

Soal perputaran uang yang dianggap lambat atau jumlah uang yang berputar sedikit, biasanya untuk lingkup daerah siklus ini normal terjadi di periode awal tahun, khususnya bulan Januari dan Februari. Alasannya karena perputaran uang di daerah, terutama bagi mereka yang banyak berinteraksi dan bertransaksi keuangan dengan pemerintah daerah, biasanya hal ini terkait dengan pencairan APBD. Ya uang APBD kan tidak sedikit kan? Untuk Kabupaten Batang saja nilainya mencapai Rp 1,8 triliun, so pastilah uang sebesar ini akan berpengaruh bagi perputaran uang di daerah.

“Agh, itu kan mereka yang kerja di pemerintahan aja keles, atau pemborong, rekanan, apa media yang mengandalkan kontrak kerja sama dengan instansi pemda. Masyarakat mah gak ngefek-ngefek amat!”

Eit, jangan salah juga, aktivitas ekonomi itu saling relate satu dengan yang lainnya. Saat penyedia jasa mendapatkan pencairan termin pertama untuk proyek yang dikerjakan misalnya, jangan lihat hanya rekanannya an sich. Mereka juga membayar pekerja, membeli material, membayar makanan, transaksi di bank, atau mungkin entertain di tempat hiburan. Toko material juga punya pekerja, juga harus kulakan, pekerjanya juga membawa gajinya ke rumah, dan seterusnya. Juga dengan pekerja proyek, dia bisa kasih makan untuk keluarganya, bayar hutang, bayar biaya sekolah, beli ini dan itu, dan lainnya.

0 Komentar