Memiliki rasa bersalah membuat orang menyadari hal buruk yang telah dia perbuat dan langkah perbaikan yang bisa diambil. Akan tetapi, terdapat beberapa tipe rasa bersalah yang kemudian berkontribusi pada terciptanya guilt complex, atau perasaan bersalah yang berlebihan yang berdampak terhadap berbagai aspek terutama kesehatan mental manusia.
Guilt complex mengacu pada bagaimana seseorang percaya bahwa dia telah melakukan hal yang buruk dan membuatnya mengadopsi perasaan bersalah yang berlebihan. Dalam level tertentu, guilt complex dapat membuat seseorang merasakan kecemasan, penyesalan, stres, depresi, hingga gangguan fisik seperti sakit perut dan kesulitan tidur.
Rasa bersalah yang berlebihan ini juga berpotensi membawa perasaan malu dan rendah diri. Orang sangat mungkin kehilangan rasa percaya dirinya dan menarik diri dari lingkungan.
Baca Juga:Guilt Complex, 5 Alasan Ini Jelaskan Adanya Rasa Bersalah yang Berlebihan5 Teknik Emotion-Focused, Strategi Manajemen Stres dengan Fokus pada Emosi
Guilt complex memang bukan sebuah kondisi yang bisa didiagnosis secara terpisah dalam konteks medis. Akan tetapi, perasaan ini dapat menyusahkan pemiliknya. Oleh karenanya, artikel ini mneyajikan beberapa tipe rasa bersalah yang dapat menjadi akar munculnya guilt complex. Kamu bisa menyimaktipe rasa bersalah dalam daftar berikut.
Natural Guilt
Ketika kamu benar-benar melakukan kesalahan dan merasa bersalah atas hal tersebut, maka rasa bersalah itu adalah respons yang normal. Tipe rasa bersalah ini dapat bersifat adaptif dan memotivasimu untuk mengambil tindakan atau melakukan perbaikan dengan cara yang bermanfaat di masa mendatang.
Contohnya, kamu menghilangkan rasa bersalah dengan meminta maaf dan mengubah perilaku burukmu. Akan tetapi, jika perasaan ini tidak ditangani dengan cara yang memungkinkanmu untuk melanjutkan hidup dan memperbaikinya, maka dapat meyebabkan perasaan bersalah terus-menerus mengganggu hidupmu.
Maladaptive Guilt
Terkadang perasaan bersalah muncul dari hal-hal buruk yang terjadi di luar kendali mereka. Misalnya, mereka mungkin merasa bersalah karena tidak mengambil tindakan untuk mencegah sesuatu yang tidak dapat mereka prediksi. Hal buruk yang kemudian terjadi membuat mereka melimpahkan tanggung jawab pada diri sendiri. Tidak mengambil tindakan menjadi hal yang sangat mereka sesali.