RADARPEKALONGAN.ID – Sebagai seorang muslim, kalian mungkin pernah bertanya, apa sih pentingnya puasa bagi manusia? Kenapa puasa sampai disyariatkan setiap tahun, bahkan sebulan lamanya.
Ya, pertanyaan tentang apa pentingnya puasa bagi manusia mungkin sah-sah saja. Yang perlu diketahui, syariat puasa tidak hanya dikenal oleh umat Muhammad Saw, lho. Karena hampir semua agama dan kepercayaan itu mengenal lelaku puasa sebagai cara menyucikan jiwa. Semakin jelas kan, betapa pentingnya puasa bagi manusia.
Nah, untuk mendapatkan gambaran jawaban atas pernyataan tersebut, yuk simak contoh-contoh kasus berikut yang mungkin relate dengan pengalaman hidup sebagian orang, termasuk kalian. Harapannya, contoh-contoh ini bisa ikut menjawab pertanyaan apa pentingnya puasa bagi manusia.
Baca Juga:Wow! Kendal Siap Bangun Fasilitas Daur Ulang Sampah Plastik Rp 700 M, Terbesar di Asia Tenggara3 Tipe Manusia Menyambut Ramadan, Kamu Termasuk yang Mana?
Nikmatnya Kekuasaan
Fakta bahwa kursi kekuasaan itu nikmat dan seringkali bikin nyandu, pun bisa memberikan gambaran tentang apa pentingnya puasa bagi manusia. Mungkin kalian pernah mendengar clethukan seorang seorang Caleg yang baru saja terpilih dengan pengorbanan amat tinggi, misal fiansial. “Wah, kapok, nggak lagi-lagi lah nyalon anggota dewan. Modale terlalu gede, penghasilan nggak seberapa…”
Kira-kira, pernyataan ini serius atau cuma luapan sesaat karena kepikiran utang yang menumpuk untuk modal nyaleg? Ya, tahu-tahu begitu sudah empat tahun menikmati kursi sebagai wakil rakyat, pikirannya auto ingin nambah. Ya, kekuasaan seringkali bikin nyandu, sehingga orang yang sudah di kursi kekuasaan atau jabatan tertentu biasanya ogah turun. Bahkan terkadang yang tak rela kursinya hilang itu bukan hanya si caleg atau si pejabat, melainkan orang-orang di sekitarnya yang mungkin selama ini sudah menikmati kue kekuasaan.
Lima tahun pada akhirnya terasa kurang, bahkan yang sudah 10 tahun juga ingin menambah ke periode ketiga dan seterusnya.
Perilaku Koruptif
Kenapa ya ada oknum pejabat atau pegawai pajak yang gaji resminya saja sudah besar dan bikin iri, tetapi masih menumpuk kekayaan yang mungkin ilegal. Tahu-tahu kekayaannya yang tak wajar itu terekspos begitu anak-anaknya berperilaku flexing, pamer Rubicon berharga miliaran atau motor gede ratusan juta.
Logika publik pun lantas mengendus potensi perilaku koruptif. Pertanyaannya, kenapa mereka yang bergaji tinggi dan sebetulnya lebih dari cukup untuk membiayai kehidupan keluarganya, tetapi masih tergoda dengan uang haram? Apa namanya kalau bukan tamak?