RADARPEKALONGAN.ID – Setelah dua tahun dihantam pandemi Covid-19, peringatan Hari Jadi Kabupaten Batang ke-57 pada 8 April 2023 lusa sepertinya menjadi momentum percepatan pemulihan ekonomi daerah.
Semesta pun rupanya mendukung, karena kinerja pembangunan daerah selama satu tahun terakhir di bawah kepemimpinan Penjabat (Pj) Bupati Batang, Lani Dwi Rejeki, ternyata lebih dari sekadar mampu menjaga keberlanjutan arah pembangunan, melainkan juga semakin memantapkan masa depan Kabupaten Batang yang kian menjanjikan. Capaian ini menjadi modal positif menjelang Hari Jadi Kabupaten Batang ke-57.
Capaian Kinerja Jelang Hari Jadi Kabupaten Batang ke-57
Pemkab Batang boleh berbangga, bahwa banyak indikator makro daerah menunjukkan tren positif menjelang Hari Jadi Kabupaten Batang ke-57 tahun ini. Mengacu data BPS, sejumlah indikator makro daerah Kabupaten Batang pasca pandemi menunjukkan tren pertumbuhan yang positif, yakni peralihan dari 2021 hingga 2022 akhir. Laju pertumbuhan ekonomi mengalami loncatan sebesar 1,17 persen, yakni dari 4,8 di tahun 2021 menjadi 5,97 di tahun 2022.
Baca Juga:Senangnya dalam Hati, 903 ASN Kendal Naik Pangkat Pas PuasaPertumbuhan Ekonomi Kendal Naik 1,88%, Saatnya Ekonomi Pulih!
Dalam suasana kebatinan Hari Jadi Kabupaten Batang ke-57, capaian ini tentu saja menjadi kredit poin tersendiri.
“Yang lebih kita semua bahagia, pertumbuhan ekonomi Batang ini melampaui rata-rata pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah maupun nasional yang sebesar 5,31 persen. Kami percaya, ini tidak sekadar angka, karena pasca pandemi yang membuat ekonomi terkontraksi, laju pertumbuhan ekonomi yang meningkat ini tentu menjadi gambaran dari ikhtiar pemulihan ekonomi yang memberikan titik terang,” ungkap Pj Bupati Batang, Lani Dwi Rejeki, usai penyampaian LKPJ Bupati tahun 2022 di kantor DPRD Batang, baru-baru ini.
Indikator makro lainnya pun menunjukkan tren positif, seperti Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang naik setiap tahunnya. Tahun 2017 IPM Batang berada di angka 67,35%, sementara pada 2022 menjadi 69,45%. Meski belum menyentuh target, namun Pemkab Batang optimis IPM Batang akan meningkat signifikan dalam lima tahun ke depan.
Berikutnya untuk tingkat kemiskinan yang sebelumnya sempat konsisten menurun setiap tahunnya, tahun 2020 dan 2021 kembali meningkat akibat pandemi. Di 2021, angkanya mencapai 9,68%, namun tahun 2022 kembali turun menjadi 8,98%. Angka ini masih lebih rendah dari rata-rata nasional. “Secara spesifik untuk tingkat kemiskinan ekstrem, pun trennya turun, yakni dari 2,97% di tahun 2021 menjadi 1,56% di tahun 2022,” terang Lani.