Radarpekalongan.id – Mengajarkan anak membaca tanpa mengeja apakah bisa? Mengajarkan anak membaca memang tidak mudah, karena anak memang sering kesulitan dalam mengeja huruf. Lantas bagaimana metodenya?
Dilansir dari Child Mind Institute, bahwa cara orang tua dalam mengajarkan anaknya membaca sangat mempengaruhi keberhasilan anak. Oleh karenanya ini menjadi tugas krusial bagi orang tua.
Mengajarkan anak membaca pun dibutuhkan kesabaran karena tidak semua anak bisa belajar cepat membaca, bahkan ada anak yang masih mengalami kesulitan ejaan huruf dengan baik.
Baca Juga:Inilah 3 Ciri-ciri Rumah yang Sering Didatangi MalaikatBagaimana Cara Mengajak Janin Berbicara? Coba Yuk!
Saat belajar membaca, orak anak akan bekerjasama dengan baik dalam mengenali huruf dan mencocokkan dengan suara tertentu. Proses tersebut disebut metode fonik. Metode fonik ini cocok bagi orang tua yang ingin mengajarkan anaknya membaca tanpa mengeja. Metode ini cukup sederhana karena bisa menggunakan lagu dan buku.
Lalu, apa saja metode mengajarkan anak membaca tanpa mengeja?
1. Belajar lewat lagu
Metode mengajarkan anak membaca tanpa mengeja yang pertama adalah belajar lewat lagu. Lagu bisa menjadi media yang menyenangkan untuk anak belajar membaca tanpa mengeja. Orang tua bisa mengenalkan huruf dan cara membaca lewat nyanyian. Huruf K ada di dalam kata kucing, K K kucing. Misalnya Huruf L ada di dalam kata lampu, L L lampu.
Ilustrasi belajar lewat lagu ,( foto : freepik.com)
2. Metode fonik
Metode mengajarkan anak membaca tanpa mengeja yang metode fonik. Metode fonik merupakan dasar untuk menafsirkan dan membaca bahasa. Metode ini cocok bagi anak-anak pra sekolah yang baru saja memasuki tahun pertama sekolah.
Ilustrasi metode fonik ( foto : freepik.com)
Dengan metode ini, orang tua bisa mengajarkan anak mengidentifikasi bunyi huruf awal mainan.
3. Jadikan buku media belajar
Metode mengajarkan anak membaca tanpa mengeja yang ketiga adalah menjadikan buku sebagai media belajar. Pada awalnya anak-anak mungkin hanya akan tertarik pada sampulnya saja atau halaman pertama buku. Namun perlahan-lahan orang tua bisa mulai mengenalkan halaman per halaman lalu mengaitkan gambar dengan cerita yang ada di buku.