Aku Sedang Berjalan Menuju Rumahmu
Malam itu hujan mendaraskan rindu di hatiJalanan masih terjal berbatuAku sedang berjalan menuju rumahmuTidak ada punggung lain yang menerima air mataku
Tapi,Ketika kudapati di kedai kopi kau cengkeramaBarangkali lelaki itu dari kotaWajahnya adalah gedung-gedung yang menjulangKata-kata dari mulutnya adalah keriuhanTersadar aku dalam kebasahanPayung kupegang melayang di awangHujan malam menyembunyikan air mataku.
2022
Manusia Silver
Aku manusia silverTak hanya tubuh bahkan hati dan matakuHingga saat bersua di persimpangan,kau menjelma keasinganMemberiku lembaranBetapa pedihnya hidup.
2022
Baca Juga:Menuju WBK dan WBBM, Komitmen Pemkab Kendal di 2023 untuk Jaga Kepercayaan Publik[PUISI 2] Mei di Sudut Kota
Dia
Dia tidak akan memanggilmuDia hanya memanggil beberapa darimu;Wanita penggoda atau pengadu,Wanita yang menghardikWanita pendiam
Dia akan datang padamuSaat semua wanita yang kusebutkan ituRebah di pembaringan.
2022
_________________
ARIS SETIYANTO, tinggal di Temanggung, Jawa Tengah. Aktivitasnya menulis puisi dan review drama. Karyanya termuat di Koran Merapi, Kedaulatan Rakyat, dan media lainnya, serta sejumlah buku antologi. Intip aktivitas media sosialnya di akun instagram: @aris.nohara