Tampilan cover depan Novel Runtuhnya Sebuah Keangkuhan. (Dok, Istimewa)
Sebagai pendidik, Sugito juga cukup melegenda di SMK Negeri 1 Batang. Menjadi guru sejak 1988 (masih bernama SMEA), tahun 2005 diangkat menjadi kepala sekolah sampai 2016. Selama menjadi guru dan kepala sekolah berkesempatan mengikuti benchmarking Depdiknas ke Australia, New Zealand, dan China. Selain itu, juga pernah mengunjungi Malaysia dan Thailand.
Saat ini, penulis tercatat sebagai Ketua Majelis Dikdasmen PDM Kabupaten Batang, Ketua DPC NAAT Kabupaten Batang, dan anggota Perkumpulan Penulis Satupena Cabang Jawa Tengah.
Mendidik dan menulis sepertinya tak bisa dipisahkan dari sosoknya. Maka melalui novel Runtuhnya Sebuah Keangkuhan, Sugito tidak hanya sukses menggambarkan pertempuran abadi kebenaran dengan kejahatan. Lebih dari itu, sebagai pendidik seolah ia ingin berpesan, bahwa pada akhirnya kejahatan pasti akan tetap kalah oleh keteguhan dan kesabaran para pembela kebenaran. (sef)