Zaytun Ibrani

Zaytun Ibrani
Dahlan Iskan makan bersama Syekh Panji pengasuh Ponpes Al-Zaytun. disway.id
0 Komentar

Syekh tidak ikut makan.

Ia terus berbicara, menjawab begitu banyak pertanyaan orang semeja.

Ternyata ia tidak makan bukan karena sibuk bicara. Ia, setiap hari, memang puasa 22 jam. Untuk mempertahankan kesehatan badan. Ia baru makan pukul 21.00. Hanya ada waktu makan 2 jam selama seharmal. Dalam 2 jam itu makan apa pun boleh: nasi, daging, ikan…

Itulah diet gaya intermittent fasting 22 jam. Itulah yang membuat Syekh Panji Gumilang masih gesit di usianya yang 77 tahun.

Diet intermittent itu sudah dilakukan sejak 3 tahun lalu. Sejak Covid-19 melanda Indonesia. Itu bagian dari usaha menghadapi Covid agar tetap sehat.

Baca Juga:Zaytun SalmonYuk Intip KUB Telaga Rejeki Binaan BPI, Sehari Bisa Hasilin Rp500 ribu lho

“Sejak itu badan saya enak sekali. Enteng,” ujarnya mengenai hasil diet itu.

Banyak sekali pertanyaan diajukan ke Syekh. Termasuk soal-soal yang sensitif mengenai Quran dan Injil. Mengenai agama Ibrahim. Firaun. Isa Almasih. Muhammad.

Setiap jawaban juga disertai kutipan ayat-ayat Quran dan Injil, dalam bahasa Ibrani.

Saya bertanya: di mana Syekh belajar bahasa Ibrani. “Bahasa Ibrani itu mudah. Mirip sekali dengan bahasa Arab. Termasuk pengucapan dan grammar-nya,” ujar Syekh.

Ia pun memberi banyak contoh. Saya tidak mampu mengingat semuanya. Begitu mirip dua bahasa itu. Salah satunya: assalamu’alaikum. Dalam bahasa Ibrani: salom alahum.

Berati Syekh ini bisa berbahasa Arab, Inggris, dan Ibrani.

Ketika ia sekolah di pondok modern Gontor dulu, siswa memang diwajibkan berbahasa Inggris dan Arab. Yang ketahuan tidak bicara dua bahasa itu kena hukuman.

Tapi tidak ada pelajaran bahasa Ibrani di Gontor.

Aneh!

Ternyata Syekh juga bisa berbahasa Mandarin. Saya sama sekali tidak menyangka. Saya tahu itu secara kebetulan.

Baca Juga:I-baru CSISWah Parah Nih, Kasus HIV AIDS di Batang Tertinggi Se Jateng, Dewan : Eksekutif Segera Berantas Prostitusi!

Saat kami makan, ada orang Tionghoa masuk ruang makan. Syekh menyapanya dalam bahasa Mandarin. Saya terbengong.

Lalu saya juga menyapa tamu itu dalam bahasa Mandarin. Ternyata ia dari Shanghai. Di Al-Zaytun hanya akan 1,5 bulan. Ia tenaga ahli instalasi air minum kemasan. Al-Zaytun lagi memperbarui mesin pabrik air minumnya.

Saya pun ”menguji” Syekh lewat beberapa pertanyaan dalam bahasa Mandarin. Semua bisa dijawab dalam Mandarin.

0 Komentar